Pedagang tersebut baru menyadari setelah dana tidak kunjung masuk ke rekening mereka meski pembeli merasa sudah membayar. Modus penipuan ini bermula dari pelaku yang mencetak ulang kode QRIS resmi, kemudian menempelkannya di atas display QRIS asli milik pedagang saat transaksi tengah sibuk.
Dalam situasi ramai, pedagang tidak memiliki banyak waktu untuk mengecek notifikasi masuk, sehingga pelaku pun tidak terdeteksi. Akibatnya, pembayaran yang dilakukan konsumen justru masuk ke rekening pelaku, bukan pedagang.
Modus yang dilakukan pelaku bukan hanya satu jenis, sebab berdasarkan penelusuran dari QRIS Interactive dan peringatan dari Bank Indonesia, terdapat beberapa pola yang mulai marak dilakukan pelaku kejahatan tersebut.
Pola temuan QRIS Interactive dan Bank Indonesia termasuk stiker QRIS palsu ditempel di atas QRIS asli, bukti pembayaran palsu yang ditampilkan pelaku sehingga seolah transaksi sah, serta kode QR rusak atau tidak bisa dipindai agar agar konsumen memilih metode alternatif yang dikendalikan pelaku.
Tidak hanya itu, QRIS Interactive dan Bank Indonesia juga menemukan pola donasi atau promo palsu, dengan QR disamarkan sebagai pembayaran resmi namun dana mengalir ke penipu. Karena QRIS pun menyulitkan manusia membaca kode langsung, pelaku memanfaatkan kepercayaan penuh atau blind trust pengguna yang terburu-buru.
Sebagai informasi, blind trust lebih sering ditemukan di lingkungan ramai atau kondisi pedagang melayani banyak konsumen dengan terlalu cepat. Agar tidak terjerumus dalam jebakan QRIS palsu, pedagang dan konsumen perlu memperhatikan beberapa hal.
Pedagang diimbau untuk memeriksa kembali notifikasi pembayaran masuk secara langsung, dan tidak hanya mengandalkan screenshot dari pembeli. Sementara itu, konsumen disarankan untuk memastikan bahwa nama pedagang sesuai saat transaksi, dan segera membatalkan bila nama penerima muncul tidak sesuai atau asing.
Selain itu, pedagang juga dianjurkan untuk memeriksa fisik QRIS secara berkala dan memastikan bahwa stiker tidak tertimpa stiker lain ataupun tidak diganti pihak tidak bertanggung jawab. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari memindai QR dari sumber tidak resmi, terutama yang disebarkan lewat media sosial atau poster yang tampak baru.
Pedagang dengan usaha yang memiliki pegawai juga disarankan untuk mengedukasi seluruh pegawai agar mengetahui prosedur aman dalam menerima pembayaran QRIS serta mengenali perubahan mencurigakan pada kode.
Namun jika curiga sudah menjadi korban penipuan QRIS, pedagang diimbau untuk segera melapor ke pihak bank atau penyedia aplikasi dompet digital. Pedagang juga diimbau untuk menyimpan bukti berupa tangkapan layar transaksi dan kronologi kejadian, lalu menghubungi layanan konsumen untuk mengecek aliran dana.
Hal ini menjadi penting mengingat penggunaan QRIS di Indonesia kini telah melewati 56 juta pengguna, melampaui transaksi kartu kredit, berdasarkan laporan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kendati demikian, kehadiran modus penipuan membuat ekosistem pembayaran digital yang seharusnya aman menjadi rentan bila pengguna dan pedagang lengah. Sebab, dengan semakin cepat transaksi digital, kecepatan sering menjadi kelemahan jika verifikasi diabaikan.
Karenanya, penipuan seperti ini tidak hanya merugikan finansial tapi juga reputasi pedagang serta kepercayaan masyarakat terhadap pembayaran digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id