"Kita targetkan untuk penuhi TKDN hingga 40 persen pada tahun depan. Target akan kami penuhi melalui dua jalur, yaitu hardware dan software," ujar Brand Director Vivo Mobile Indonesia, Peter Wang.
Salah satu upaya yang disiapkan Vivo untuk memenuhi target tersebut adalah dengan mendirikan pusat riset dan pengembangan (R&D) software di Jakarta. Vivo berencana untuk memulai pendirian R&D tersebut pada tahun ini.
Alasan pendirian pusat R&D di Indonesia, jales Peter, karena Vivo menilai industri di Indonesia telah lebih matang jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tangara. Sehingga, Indonesia dinilai harus menjadi pusat di Asia Tenggara.
Pendirian pusat R&D di Indonesia menjadi pusat R&D kedelapan yang dimiliki Vivo secara global. Saat ini, Vivo telah memiliki 7 pusat R&D yang tersebar di Amerika Serikat sebanyak dua pusat, empat pusat di Tiongkok, dan satu pusat di Korea Selatan.
Upaya lain yang disiapkan Vivo guna memenuhi target 40 persen TKDN tersebut juga melalui perluasan fasilitas pabriknya di wilayah Cikupa, Tangerang. Vivo sedang membangun pabrik kedua, serta berencana untuk membangun pabrik ketiga pada akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News