Laporan dari berbagai sumber mengindikasikan Huawei, bersama dengan mitra manufaktur chipset-nya SMIC, memanfaatkan teknologi dari perusahaan berbasis California, Applied Materials dan Lam Research untuk membuat chipset 7-nanometer.
Meskipun bukan chip tercanggih yang ada, chipset ini melampaui apa yang AS inginkan untuk pesaingnya dalam perang chip yang sedang berlangsung. Kabar ini muncul setelah laporan Bloomberg sebelumnya pada bulan Oktober 2023 menyebutkan SMIC menggunakan teknologi dari perusahaan Belanda ASML untuk chip canggih Huawei lainnya.
Terpenting, SMIC dilaporkan mengakuisisi teknologi AS tersebut sebelum Departemen Perdagangan AS menerapkan larangan pada bulan Oktober 2022 lalu. Larangan ini membatasi perusahaan asal Amerika Serikat untuk memasok peralatan pembuat chip dan chip canggih ke perusahaan Tiongkok.
Pembatasan lebih lanjut yang dilakukan AS pada bulan November 2022 melarang persetujuan penjualan peralatan kepada Huawei dan perusahaan Tiongkok lainnya, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Departemen Perdagangan AS belum menemukan bukti SMIC memproduksi chip canggih ini secara massal, namun Huawei menikmati permintaan awal kuat untuk seri Mate 60 dalam enam minggu pertama tahun 2024.
Selama periode yang sama, penjualan iPhone Apple di Tiongkok mengalami penurunan dengan angka signifikan sebesar 24 persen dari tahun ke tahun, meskipun secara keseluruhan penjualan ponsel pintar di Tiongkok mengalami penurunan sebesar tujuh persen.
Sebelumnya, pada acara Mobile World Congress 2024 yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, XL Axiata mengumumkan kerja sama strategis dengan Huawei yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara kedua pihak.
Kerja sama ini akan berfokus pada bisnis digital berbasis Artificial Intelligence (AI). Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini dan Huawei Account Director, Weiwei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News