
Kenyataannya, nilai USD1 seharusnya bernilai sekitar Rp13.000. Hal tersebut membuat penjual asal Indonesia mengalami kerugian, karena item yang mereka jual memiliki nilai yang sangat sedikit dalam Rupiah. Salah satu item terlihat dijual oleh penjualnya dengan harga USD0.14, namun karena bug tersebut, nilai item menjadi Rp0,14 yang tentunya merupakan jumlah yang sangat kecil baik bagi orang Indonesia, maupun luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Valve pun menutup Steam Community Market selama beberapa jam dan memperbaiki bug. Tidak hanya itu, Valve juga melakukan rollback, atau mengembalikan status Steam Wallet dan Steam Inventory ke kondisi sebelum terjadinya bug tersebut. Kejadian tersebut merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi Valve sebagai penyelenggara ekonomi digital di Steam. Jika saja bug tersebut tidak cepat diketahui oleh Valve, kemungkinan besar perekonomian di Steam Community Market akan runtuh. (PC GAMER)


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News