Microsoft, perusahaan induk Nokia, membanggakan ponsel tersebut sebagai ponsel yang tahan banting dan memiliki baterainya yang awet. Menurut laporan Fortune, dua fitur itu jugalah yang membuat Nokia 105 menjadi favorit ISIS untuk membuat pemicu bom.
Kepada NBC, Director of Operations CAR Jonah Leff berkata bahwa konsistensi Nokia 105 adalah alasan mengapa ia menjadi favorit ISIS. "Orang-orang ini telah memudahkan industri pembuatan bom dengan ponsel ini," kata Jeff.
IED atau bom rakitan memiliki korban kedua terbanyak pada militer AS dalam perang Afganistan dan Irak. Bom rakitan juga dianggap sebagai ciri khas konflik di Timur Tengah.
Barang-barang elektronik konsumen yang mudah ditemukan memegang peran penting dalam pembuatan bom rakitan. Ia membuat bom rakitan menjadi semakin berbahaya karena dapat meningkatkan jangkauan bom.
Sepasang ponsel dapat digunakan sebagai pemicu sebuah bom. Satu ponsel akan diletakkan di bom sementara satu ponsel lainnya akan digunakan untuk menelepon ponsel pertama untuk memicu ledakan. Sebelum penggunaan ponsel, pembuat bom biasanya memanfaatkan jam atau arloji sebagai timer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News