Sementara pembayaran royalti merupakan bagian penting dari keuntungan perusahaan asal Finlandia tersebut.
Kontrak lisensi Apple dengan Nokia habis masanya pada akhir tahun ini. Minggu ini, keduanya memutuskan untuk mengambil jalur hukum. Nokia menuduh Apple telah melanggar paten teknologi mereka, sementara Apple memprotes bahwa nilai yang mereka bayarkan terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa perjanjian baru di antara keduanya akan sulit untuk dibuat.
Menurut Fortune, royalti hanya memberikan kontribusi yang kecil pada pendapatan Nokia secara keseluruhan. Lebih dari 90 persen pendapatan Nokia berasal dari penjualan peralatan telekomunikasi. Namun, pembayaran lisensi dapat membantu Nokia di kala bisnis jaringan sedang menurun seperti sekarang.
"Kemungkinan, Apple akan mendapatkan perjanjian yang lebih baik dari Apple. Namun, karena pertarungan hukum ini, diperlukan waktu bertahun-tahun sebelum kontrak baru disetujui dan kemungkinan, royalti hanya akan dibayarkan satu kali," kata analis Inderes, Mikael Rautanen.
Analis Wells Fargo Securities, Maynard Um, yang mengikuti perkembangan Nokia dan Apple, berkata bahwa kasus hukum ini akan memberikan dampak buruk baik pada Apple dan Nokia karena besarnya uang yang harus mereka bayarkan untuk pengadilan dan juga ketidakpastian dari hasil pengadilan tersebut.
"Tampaknya, Apple tidak membantah validasi dari paten Nokia, tapi nilai yang mereka anggap pantas untuk mereka bayarkan," kata Um.
Paten-paten milik Nokia meingkupi teknologi yang mengurangi jumlah komponen hardware dalam ponsel, membuat baterai ponsel bertahan lebih lama, meningkatkan penerimaan sinyal radio, membantu untuk mencari lokasi ponsel yang hilang dan memungkinkan teknologi pengenalan suara dan berbagai fitur lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
