Dalam laporan keuangan AWS yang diberitakan oleh Fortune baru-baru ini, divisi cloud dari Amazon tersebut berhasil meraih pertumbuhan pendapatan hingga 64 persen ke USD2,566 miliar selama kuartal pertama tahun 2016.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai USD1,566 miliar, pertumbuhannya memang sangat signifikan.
Tidak hanya itu, keuntungan bersih yang dihasilkan oleh AWS pun tercatat meroket hingga 128 persen. Jika pada kuartal pertama tahun 2015 AWS hanya memperoleh keuntungan bersih sebesar USD265 juta, di kuartal pertama tahun ini mereka berhasil memperoleh USD604 juta, atau sekitar Rp6,9 triliun.
Jika ditambah dengan kompensasi saham yang dimilikinya, AWS berhasil meraup total keuntungan sebesar USD716 juta untuk kuartal pertama tahun ini saja.
Dalam laporan keuangannya, Chief Financial Officer Amazon, Brian Olsavsky, mengatakan bila margin laba kotor dari AWS berada di posisi yang "sehat" di angka 23,5 persen. Meski demikian, ia juga menekankan bahwa margin tersebut bisa saja turun secara tiba-tiba, mengingat Amazon juga sedang melakukan perombakan dan penambahan fitur pada berbagai layanannya dan sedang memperluas data center.
Amazon merupakan pemain pertama dalam bidang cloud dengan membuka layanan simple storage service atau S3 sekitar sepuluh tahun yang lalu. Setelah memonopoli pasar selama beberapa tahun, berbagai pemain besar seperti Microsoft, IBM, dan Google ikut terjun ke pasar cloud.
Meski demikian, posisi Amazon sebagai pionir cloud masih belum tergantikan. Menurut Gartner, Amazon berada di posisi pertama untuk pasar cloud, diikuti oleh Microsoft.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News