Selain itu, platform ini juga membantu seniman dalam memahami metrik performa karyanya mereka. Platform baru ini juga memungkinkan seniman menciptakan kampanye untuk perilisan selanjutnya, dan mempromosikannya di TikTok.
Mengutip GSM Arena, kampanye ini juga dapat dimonetisasi dan menawarkan fitur pre-saves di Spotify dan Apple Music. Sejumlah pihak menilai bahwa salah satu fitur paling berguna adalah metrik performa.
Seniman akan dapat mempelajari lebih mendalam sial demografi pengikut mereka dan mengetahui performa unggahan dan lagu mereka. TikTok menyebut bahwa pihaknya juga akan membagikan lebih banyak informasi soal platform ini di masa mendatang.
Untuk saat ini, TikTok for Artists hanya tersedia di beberapa negara tertentu, yaitu Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan dan Indonesia. TikTok menegaskan akan menggulirkan fitur ini ke lebih banyak negara di masa mendatang.
Sebelumnya, Pada hari-hari terakhir sebelum batas waktu 5 April, sejumlah pelamar terkenal telah memasuki perlombaan untuk mengakuisisi operasi TikTok di wilayah Amerika Serikat (AS). Di antara yang terbaru yang bergabung dalam perang penawaran adalah Applovin, Amazon, Oracle, Blackstone, dan Andreessen Horowitz.
Semua perusahaan ini bersaing untuk menguasai aplikasi video berdurasi pendek tersebut, yang saat ini memiliki 170 juta pengguna di AS. Sebagai pengingat, TikTok menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengamankan kesepakatan atau menghadapi larangan AS atas masalah keamanan nasional.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Trump berencana bertemu dengan pejabat tinggi Gedung Putih pada hari Rabu, 2 April 2025, untuk membahas proposal yang dapat mengamankan masa depan TikTok di AS.
Dikutip dari New York Times, Donald Trump, Rabu, 2 April 2025, akan mempertimbangkan proposal untuk struktur kepemilikan baru untuk aplikasi video populer tersebut, yang dimiliki oleh raksasa internet asal China ByteDance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News