Dalam laporannya, Amazon berhasil meraih pendapatan sebesar USD32,71 miliar dengan pendapatan per saham sebesar 52 sen. Menurut CNBC, pendapatan Amazon memang sedikit naik dari yang diperkirakan sebelumnya yaitu USD32,69 miliar.
Sayangnya, pendapatan per saham Amazon lebih kecil dari perkiraan sebelumnya yang berada di angka 78 sen.
Penurunan tersebut membuat harga saham Amazon anjlok hingga lima persen di penutupan perdagangan hari Jumat kemarin. Tidak hanya itu, sekitar 1,6 juta lembar saham Amazon juga dilaporkan telah berpindah tangan saat menurunnya saham Amazon kemarin.
Pendapatan Amazon masih didominasi oleh bisnis ritel online yang berhasil memberikan pendapatan sebesar USD18,87 miliar sepanjang Q3 2016. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari prediksi analis yang memperkirakan penjualan ritel Amazon bisa mencapai angka USD19,09 miliar.
Meski demikian, jumlah pendapatan penjualan retail Amazon di luar wilayah Amerika Serikat meningkat tipis ke angka USD10,61 miliar. Sebelumnya, jumlah pendapatan penjualan retail di luar wilayah AS diperkirakan hanya sebesar USD10,44 miliar.
Yang menarik adalah perkembangan layanan cloud Amazon, yaitu Amazon Web Service, meningkat cukup tinggi hingga USD3,23 miliar dari perkiraan sebelumnya yang berada di angka USD3,17 miliar. Meski demikian, biaya operasional AWS naik hingga 31,6 persen. Sedangkan di kuartal sebelumnya biaya operasional AWS hanya 29,9 persen.
AWS memang diprediksi akan mengalahkan bisnis retail Amazon dalam hal pendapatan di masa yang akan datang. AWS saat ini telah menjadi salah satu bisnis paling penting bagi Amazon karena pendapatannya terus meningkat. Analis bahkan memprediksi AWS akan menyumbangkan setengah dari pendapatan Amazon di beberapa tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News