ARM Mali-G51 memang menggunakan arsitektur Bifrost, sama seperti Mali-G71. Perbedaannya terdapat pada penempatan kelasnya, yang menjadi penerus Mali-T820 dan Mali-T830.

Apa yang menarik adalah Mali-G51 dirancang dengan konsep dual pixel, dengan shader core yang mampu memproses 12 FLOPS. Berbeda dengan Mali-G71 yang menekankan konsep single pixel sehingga mampu menghasilkan performa tinggi, Mali-G51 lebih berfokus pada efisiensi per inti prosesor.
Dengan kata lain, performa yang ditawarkan Mali-G51 memang tidak lebih kencang dari Mali-G71 karena memiliki target pasar yang berbeda. ARM mengklaim Mali-G51 60 persen lebih efisien dari Mali-T830, termasuk dalam hal konsumsi daya. Secara ukuran, GPU ini mempunyai ukuran 30 persen lebih kecil, dengan dukungan visual dari Full HD sampai 4K.
ARM Mali-G51 akan mendukung jajaran prosesor teranyar dari sejumlah vendor, seperti Samsung Exynos 7870 yang terpasang di varian Galaxy A.

Sementara itu, Mali-V61 ada GPU yang khusus berperan sebagai prosesor video. Pada bulan Juni lalu, ARM sudah memamerkan tahap pengembangannya menggunakan nama Egil, dan sejak saat itu, tidak ada peberdaan dari segi teknologi. Mali-V61 mendukung 10-bit HEVC dan 10-bit VP9 encode dan decode.
ARM Mali-G51 dan Mali-V61 kemungkinan tersedia untuk prosesor mobile awal 2018.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id