Kantor pusat Google di San Francisco. foto: Nurfajri Budi Nugroho
Kantor pusat Google di San Francisco. foto: Nurfajri Budi Nugroho

GCPNEXT16

Google Tantang Amazon dan Microsoft di Bisnis Komputasi Awan

Nurfajri BN • 23 Maret 2016 13:27
medcom.id, San Francisco: Pertarungan raksasa teknologi dunia dalam bisnis komputasi awan bakal semakin seru. Google, yang selama ini mengandalkan bisnis periklanan sebagai pemasukan utama, semakin serius mengembangkan lini komputasi awannya.
 
Bertempat di Pier 48, San Francisco, Google akan menggelar konferensi untuk para pengguna layanan komputasi awan miliknya, Google Cloud Platform (GCP), Rabu (23/3/2016) waktu setempat.
 
Konferensi bertajuk Google Cloud Platform Global User Conference (GCPNEXT16) itu akan dihadiri sejumlah eksekutif, salah satunya Diane Greene yang kini memimpin lini bisnis komputasi Google. Greene juga dijadwalkan menjadi pembicara kunci dalam forum tersebut.

GCP merupakan platform komputasi awan yang menawarkan hosting pada infrastruktur yang sama, yang juga digunakan Google untuk sejumlah layanan seperti Google Search dan YouTube. Cloud Platform menyediakan sarana bagi para pengembang untuk membangun berbagai program, dari situs web sederhana hingga aplikasi yang kompleks.
 
Google Tantang Amazon dan Microsoft di Bisnis Komputasi Awan
 
Greg DeMichielle, Direktur Manajemen Produk untuk Cloud Platform, mengatakan, GCP memberikan akses kepada para pengembang teknologi yang juga digunakan Google. DeMichielle menyebut, layanan GCP meminimalisir risiko dan memberikan peluang inovasi bagi para penggunanya. Di sisi lain, GCP juga menawarkan harga yang kompetitif dibanding para pesaingnya.
 
“Kami tidak menawarkan harga rendah bukan karena kami memang mau memberi harga rendah. Kami bangun sistem perangkat lunak, kami membangun manajemen perangkat lunak. Jadi murah karena inovasi teknologi,” kata DeMichielle di San Francisco, Selasa (22/3/2016), sebagaimana dilaporkan wartawan Metrotvnews.com.
 
Ajang GCPNEXT16 sebelumnya telah diumumkan Google pada 18 Desember 2015, melalui situs Google Cloud Platform.
 
“Acara yang dibuat khusus bagi Anda untuk belajar tentang Google Cloud Platform langsung dari orang-orang yang membangunnya. Anda juga akan mendengar dari pengembang dan organisasi yang menggunakan Google Cloud Platform untuk membangun dan menjalankan bisnis mereka.”
 
“Pada GCPNEXT2016, Anda akan melihat bagaimana fitur-fitur terkini di Google Cloud Platform akan membantu Anda membangun aplikasi yang kuat, andal, dan cerdas pada skala apa pun.”
 
Menantang Amazon
 
Keseriusan Google dalam bisnis komputasi awan pantas membuat Amazon ketar-ketir. Amazon, dengan layanan Amazon Web Services (AWS), merupakan penguasa pasar saat ini, diikuti Azure yang dibesut Microsoft. Posisi Google saat ini ada di urutan ketiga.
 
Dalam pengumuman yang dirilis Selasa (22/3/2016), GCP berencana memperluas jangkauannya ke dua kawasan, dengan mendirikan dua kantor operasional, yakni di Oregon untuk wilayah barat Amerika Serikat dan Tokyo untuk wilayah Asia Timur. Keduanya akan mulai beroperasi sekitar akhir tahun ini. Sepanjang 2017, wilayah operasional GCP juga akan ditambah hingga 10 wilayah.
 
“Dengan demikian kami dapat menawarkan zona ketersediaan komputasi yang luas untuk pelanggan kami di setiap zona,” demikian tertulis di situs Google Cloud Platform.
 
Google Tantang Amazon dan Microsoft di Bisnis Komputasi Awan
 
Menyusul pengumuman event GCPNEXT16, harga saham Amazon sempat jatuh di awal pekan ini, Senin (21/3/2016). Dikutip dari Financial Times, Jason Helfstein, analis dari perusahaan investasi Oppenheimer & Co memperhitungkan nilai pasar AWS akan merosot tajam hingga tiga tahun mendatang.
 
Dia juga memperkirakan Amazon mengurangi harga layanan AWS hingga 10 persen, menyusul event Google Cloud Platform yang digelar pekan ini.
 
Belum lama ini, Apple memutuskan untuk memindahkan sebagian layanan iCloud ke layanan cloud Google. Kesepakatan Google dan Apple itu diperkirakan bernilai USD400 juta-USD600 juta. Sebelumnya, pada Februari lalu, situs musik streaming Spotify mengumumkan rencana untuk memindahkan sebagian besar layanannya ke Google.
 
Dropbox, penyedia layanan penyimpanan online, baru-baru ini juga mengatakan akan memindahkan sebagian besar kapasitasnya dari Amazon, ke mesin baru yang mereka buat sendiri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan