Ilustrasi penerbangan ke Mars. (YouTube /  SpaceX)
Ilustrasi penerbangan ke Mars. (YouTube / SpaceX)

Begini Strategi SpaceX Bawa Manusia ke Mars di Tahun 2025

Ellavie Ichlasa Amalia • 28 September 2016 16:42
medcom.id: CEO SpaceX, Elon Musk memiliki satu rencana ambisius: membuat roket terbesar sepanjang sejarah yang dapat membawa manusia ke Mars di tahun 2025.
 
Musk mengumumkan rencana ini dalam acara yang diadakan di Meksiko, Selasa (27/9/2016). Menggunakan Interplanetary Transport System, Musk ingin dapat membawa 100 penumpang ke Mars dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 80 hari.
 
Berlokasi di International Astronautical Congress (IAC) di Guadalajara, Meksiko, Musk mengatakan ITS akan dapat melakukan penerbangan di tahun 2023, meski dia mengakui, rencana itu adalah kemungkinan terbaik yang terjadi.

Dalam video promosi di bawah ini, dijelaskan bahwa inti dari ITS adalah roket pendorong yang dapat digunakan berulang kali. Ia berfungsi untuk meluncurkan modul pesawat luar angkasa pembawa penumpang ke orbit. Roket pendorong ini lalu akan memisahkan diri dari modul dan kembali ke Bumi untuk mengambil tangki bahan bakar.
 

 
Seperti yang dijelaskan oleh Science Alert, roket pendorong lalu akan kembali terbang dengan tangki bahan bakar dan mengisi bahan bakar pesawat. Setelah itu, roket dan tangki akan kembali ke Bumi sementara pesawat yang kini bahan bakarnya telah terisi akan memulai perjalanannya ke Mars. Pesawat luar angkasa juga akan menggunakan panel surya untuk membantunya mencapai Mars.
 
Tiket untuk penerbangan ini dapat dihargai hingga USD500 ribu atau Rp6,5 miliar saat ia pertama kali muncul. Musk berkata, nantinya, harga ini akan turun hingga USD100 ribu (Rp1,3 miliar).
 
Masalah utama dari proyek ini adalah total biaya untuk mengembangkan proyek ini. Menurut perkiraan Musk, biaya untuk proyek ini akan mencapai USD10 miliar (Rp129,5 triliun). Hal ini akan berarti, akan diperlukan kerja sama antara sektor swasta dengan pemerintah untuk merealisasikan proyek ini karena pendanaan untuk SpaceX sendiri sudah pasti tidak akan cukup.
 
"Seperti inilah Amerika Serikat didirikan," kata Musk, sekali lagi memfokuskan betapa besarnya proyek ini.
 
Mengingat besarnya uang yang diperlukan, saat ini, ITS tidak lebih dari sekadar konsep. Di akhir minggu lalu, SpaceX menguji salah satu mesin roket Raptor miliknya yang akan dapat membantu peluncuran roket dan pesawat penumpang ke luar angkasa. Selain itu, SpaceX juga telah membuat prototipe dari tangki bahan bakar untuk proyek ini.
 
Jika semua rencana Musk berjalan lancar, SpaceX akan melakukan uji coba penerbangan ITS dalam waktu 4 tahun ke depan -- setelah mereka sukses mengirimkan kapsul Dragon ke Mars di tahun 2018.
 
ITS akan memiliki tinggi 122 meter. Roket pendorongnya akan dilengkapi dengan 42 mesin Raptor sementara pesawat luar angkasanya akan dilengkapi dengan 9 mesin Raptor. Musk berkata, nama pesawat pertama akan disebut Heart of Gold, yang diambil dari The Hitchhiker's Guide to the Galaxy buatan Douglas Adams.
 
Meskipun SpaceX sudah mulai mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk merealisasikan proyek ini -- jika mereka berhasil mendapatkan uang yang cukup -- membuat visi Musk untuk menjadi nyata dapat membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun atau bahkan satu abad.
 
Pada awalnya, pesawat menuju Mars hanya akan diluncurkan setiap 26 bulan sekali. Namun, untuk membuat Mars menjadi koloni, ribuan pesawat direncanakan kan dikirimkan ke Planet Merah. Proses pembuatan koloni ini akan memerlukan sekitar 10 ribu penerbangan yang memakan waktu sekitar 40 - 100 tahun.
 
Musk mengakui, rencananya memang terdengar sangat ambisius. Namun, dia percaya, manusia tidak akan pernah mencapai Mars jika kita tidak berani bermimpi besar.
 
"Saya ingin membuat rencana ke Mars sebagai sesuatu yang mungkin terjadi, sesuatu yang bisa kita lakukan di generasi kita... dan siapapun dapat pergi jika mereka mau," kata Musk. "Tanpa seseorang dengan komitmen ideologis yang nyata, tampaknya kita tidak akan pernah menjadi masyarakat yang menjelajah luar angkasa."
 
Tidak tertutup kemungkinan, ITS akan dapat membawa manusia tidak hanya ke Mars, tapi juga ke tempat lain, seperti Europa, satelit Jupiter. "Sistem ini memberikan Anda kebebasan untuk pergi kemana saja di dalam tata surya," kata Musk.
 
Namun, sebagian ahli menganggap remeh dari misi ke Mars dari SpaceX ini. Mereka menganggap, bisnis sebenarnya adalah pengangkutan ke luar angkasa.
 
"Kecil kemungkinan Musk akan dapat membawa manusia ke Mars di tahun 2025," kata mantan Director of Space Policy Institute di George Washington University, John Logsdon pada AFP. "Yang paling penting adalah biaya. Anda memerlukan biaya puluhan miliar dollar dan SpaceX tidak memiliki uang sebanyak itu."
 
Namun, bagi Musk, rencananya untuk membawa manusia ke Mars adalah ambisi pribadi. "Saya tidak punya tujuan lain selain membuat perjalanan antar planet memungkinkan."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan