Tahun lalu, IHS memperkirakan ongkos pembuatan iPhone 6s adalah USD211.5 (Rp2,9 juta). Hal ini berarti, biaya pembuatan iPhone 7 lebih tinggi dari iPhone 6s meski ia tidak dilengkapi dengan port audio. Sayangnya, seperti yang disebutkan oleh Business Insider, IHS belum memperkirakan ongkos pembuatan iPhone 7 Plus.

Di kuartal lalu, Apple melaporkan bahwa margin keuntungan kotor mereka mencapai 38 persen. Di saat yang sama, pemasok Apple yang berasal Asia protes karena belakangan, Apple terus menurunkan harga mereka.
Salah satu alasan mengapa pembuatan iPhone 7 lebih mahal dari iPhone tahun lalu adalah karena ia kini memiliki memori internal minimal sebesar 32GB, yang berkontribusi USD16.4 (Rp216 ribu) per iPhone yang terjual.
Komponen lain yang membuat pembuatan iPhone 7 menjadi mahal adalah prosesor, yang diperkirakan dihargai USD26.9 (Rp354 ribu), layar dengan perkiraan harga USD43 (Rp566 ribu) dan dua kamera pada ponsel yang diperkirakan berharga USD19.9 (Rp262 ribu).
"Total harga komponen iPhone 7 kini lebih mendekati dengan apa yang kita lihat di ponsel andalan pesaing Apple, Samsung. Harga komponen iPhone 7 kini lebih mahal dari iPhone sebelumnya," kata Andrew Rassweiler, Senior Director of Cost Benchmarking Services untuk IHS Markit dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip dari Fortune.
"Keuntungan yang Apple dapatkan dari hardware masih lebih besar dari Samsung, tapi biaya komponen sekarang lebih tinggi dari yang dulu."
Selama ini, CEO Apple Tim Cook tidak pernah menyukai laporan tentang perkiraan biaya pembuatan iPhone. Di tahun 2015, dia berkata bahwa dia tidak pernah mendengar perkiraan yang akurat. Satu hal yang harus diingat adalah perhitungan IHS tidak memperhitungkan biaya riset dan pengembangan, marketing dan penyimpanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News