Vice President & General Manager Asian Red Hat, Damien Wong.
Vice President & General Manager Asian Red Hat, Damien Wong.

Red Hat: Open Source Hybrid Cloud Bakal Semakin Populer

Cahyandaru Kuncorojati • 04 Oktober 2019 17:21
Jakarta: Hybrid cloud dikenal sebagai model komputasi awan yang sangat fleksibel karena memadukan on-premises, private cloud, dan public cloud. Namun, hal ini akan tergantikan dengan model baru yang bernama open hybrid cloud.
 
Open hybrid cloud bukan sesuatu yang baru, perusahaan seperti Red Hat yang dikenal fokus pada open source sudah mengembangkannya. Open hybrid cloud mencerminkan komputasi awan hybrid yang mengusung model open source.
 
Medcom.id mendapatkan pemahaman ini dari acara Red Hat Forum Jakarta 2019 yang digelar di Shangri-la, Jakarta hari Kamis 3 Oktober 2019. Vice President & General Manager Asian Red Hat, Damien Wong memberikan alasannya.

"Open hybrid cloud berbeda dari hybrid cloud. Di dalamnya ada banyak hybrid cloud dan perusahaan atau organisasi diberikan kebebasan untuk berpindah ke tiap hybrid cloud di dalamnya. Sementara di hybrid cloud tetap memiliki batasan untuk berpindah," tutur Damien.
 
Damien mengingat bahwa tentu saja kebijakan seperti standar teknologi di dalam hybrid cloud biasanya tidak akan sefleksibel di open hybrid cloud. Organisasi atau perusahaan tidak bisa memindahkan aplikasi atau layanan mereka dengan mudah di dalamnya.
 
"Makanya kami lebih senang menyebutnya sebagai open hybrid cloud, karena hybrid cloud yang biasanya tidak begitu terbuka. Apabila Anda menggunakan layanan sebuah cloud ya Anda harus terima, meskipun layanan lain punya performa lebih bagus," ungkap Damien.
 
Di open hybrid cloud, kebebasan yang diberikan juga didukung fleksibiltas standar teknologi di masing-masing penyedia cloud di dalamnya. Jadi organisasi atau perusahaan bisa menjadi lebih cepat, di satu sisi juga biaya yang dikeluarkan lebih termasuk dari sisi waktu, menurut Damien.
 
"Masa depan open hybrid cloud ke depan terlihat sangat bagus. Benefit yang diberikan tadi menjadi sangat pas bagi organisasi atau perusahaan yang sedang melakukan transformasi digital, termasuk di Indonesia," ujar Damien.
 
Menyoal akuisisi IBM atas Red Hat, Damien mengklaim tidak ada masalah. Red Hat tetap beroperasi terpisah dari IBM, berkomitmen mendukung komunitas open source. Justru sumber daya yang dimiliki IBM bisa membantu Red Hat menyentuh klien yang selama ini sulit dijangkau.
 
"Kami menyadari bahwa open source menyediakan inovasi teknologi yang sangat cepat. Di satu sisi inovasi ini mungkin sangat mentah dan diragukan kehandalannya dan keamanannya. Di sini Red Hat hadir untuk menyediakan inovasi open source yang terpercaya, kehadiran IBM juga menambah kredibilitas open source," beber Damien.
 
Demian menuturkan bahwa open hybrid cloud akan memperluas cakupan layanan dan inovasinya ke beragam sektor industri. Namun, sektor pemerintahan, telekomunikasi, dan finansial tetap akan menjadi fokus utama.
 
"Ketiga sektor industri ini merupakan sektor yang memiliki kebutuhan IT yang sangat komplek dan membutuhkan langkah eksekusi yang cepat. Kompleksitasnya berada di atas rata-rata industri lainnya," ungkap Damien.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan