Menurut keluhan yang dilampirkan pada gugatan FTC, Uber mempersulit pengguna terdampak untuk membatalkan langganan layanan tersebut. Ketua FTC Andrew Ferguson menjelaskan bahwa warga Amerika sudah lelah berlangganan berbagai layanan yang tampaknya mustahil untuk dibatalkan.
Mengutip Yahoo, Uber dituduh melakukan praktik penagihan dan pembatalan yang menipu, dan melanggar undang-undang yang mengharuskan penyedia layanan untuk memperoleh persetujuan sebelum menagih pengguna untuk suatu layanan.
Diluncurkan pada tahun 2021, Uber One menghilangkan biaya pengiriman untuk pesanan Uber Eats dan menawarkan diskon untuk pemesanan melalui transportasi online tersebut dengan biaya berlangganan sebesar USD9,99 (Rp168.351) per bulan atau USD96 (Rp1,6 juta) per tahun.
Namun, pengaduan FTC terdiri dari 44 halaman tersebut menuduh Uber mendaftarkan pengguna melalui pemberitahuan push, pop-up, dan iklan dalam aplikasi yang mendorong orang untuk mengklaim penawaran Uber One, dan disebut FTC secara keliru menjanjikan keuntungan penghematan.
Komisi itu juga berpendapat bahwa Uber telah mendaftarkan pengguna untuk layanan berlangganan tanpa menjelaskan secara jelas bahwa mereka harus membayar. Salah satu contoh yang dicantumkan FTC menyebut bahwa setelah konsumen mengklik opsi Start Saving, mereka segera terdaftar di layanan Uber One, dan akan ditagih biaya berlanggan setiap bulan atau tahun.
Lebih lanjut FTC menjelaskan bahwa pilihan lainnya adalah untuk membatalkan atau Cancel. Namun masih belum ada penjelasan pasti bentuk layanan yang akan dibatalkan setelah pengguna menekan tombol Cancel tersebut.
Sejumlah pengguna juga diduga mendaftar ke Uber One melalui kemitraan Uber dengan perusahan kartu kredit. FTC turut menyampaikan laporan konsumen yang menemukan tagihan biaya langganan Uber One pada tagihan kartu kredit mereka, tanpa pernah secara sadar mendaftarkan diri pada layanan tersebut sama sekali.
FTC juga menduga Uber menambahkan sejumlah langkah tidak biasa untuk memperlambat proses pembatalan, yang terkadang tersembunyi. Jika pelanggan ingin membatalkan Uber One dalam kurun waktu 49 jam tanggal tagihan, FTC menemukan bahwa pengguna dapat diharuskan untuk melakukan sebanyak 32 langkah dan menavigasikan sebanyak 23 layar sebelum dipaksa untuk menghubungi layanan pelanggan.
Uber membantah tuduhan tersebut, dan menyampaikan kekecewaannya karena FTC memilih untuk melanjutkan tindakan ini. Namun, Uber mengaku yakin bahwa pengadilan akan setuju dengan hal yang telah pihaknya ketahui, yaitu bahwa proses pendaftaran dan pembatalan Uber One jelas, sederhana, dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku.
Selain itu, Uber menegaskan pihaknya tidak mendaftarkan atau menagih konsumen tanpa persetujuan mereka, dan pembatalan kini dapat dilakukan kapan saja dalam aplikasi dan memakan waktu 20 detik atau kurang bagi kebanyakan orang.
Uber juga mencatat bahwa mereka mempekerjakan dua mantan komisaris FTC, termasuk Christine Wilson, untuk bertindak sebagai penasihat hukum, sementara regulator Amerika Serikat menyelidiki praktik bisnis Uber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id