Foto: BRIN
Foto: BRIN

Analisis Wacana Kritis Menggunakan AI

Mohamad Mamduh • 06 Januari 2025 17:10
Jakarta: Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Herry Jogaswara membuka peluang Rumah Program 2025 tentang riset yang sifatnya untuk database korpus. 
 
Herry beralasan, hal itu untuk memperkuat metode-metode pengumpulan data. Sehingga data yang akan dipakai oleh orang di seluruh dunia, dapat dimulai dengan melakukan analisis wacana kritis. 
 
“Apalagi kita fokus pada bidang manuskrip dan tradisi lisan, dan juga riset-riset sastra. Maka, saya berharap agar tujuan dari riset-riset dasar itu semakin kuat,” ungkapnya, saat webinar Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan (LMTL) seri 22# bertemakan "Riset sat-set dengan kecerdasan buatan (AI) dan Analisis Wacana Kritis (AWK)", Kamis 19 Desember 2024.

Sebagaimana paparan Peneliti Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur BRIN Turnad Lenggo Ginta. “Kita sudah berada di era di mana semua serba cepat. Semua sudah ada alat bandingnya. Apalagi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sudah makin merebak peredarannya, ratusan hingga ribuan,” sebutnya. 
 
Turnad juga menginformasikan bahwa alat-alat untuk kebutuhan AI sudah banyak beredar di pasaran, baik yang gratis maupun berbayar. Alat ini bisa dipakai untuk membantu periset dalam mencari ide menulis dan referensi, serta menganalisis data dan sebagainya. Sehingga target publikasi bisa tercapai.
 
Turnad menambahkan, AI sangat cocok sebagai kemampuan sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas yang biasanya memerlukan pemikiran, pembelajaran, dan pengambilan keputusan. Dituturkannya, alat ini punya kecepatan yang luar biasa.
 
Karena, AI dirancang untuk melakukan pekerjaan yang melibatkan logika, analisis data, penalaran, pemahaman bahasa, serta persepsi visual dan audio.
 
Ia lalu menyebutkan AI bisa digunakan untuk membantu riset. ChatGPT bisa membantu proses brainstorming dan mengumpulkan ide, penyusunan kerangka penelitian, serta analisis data. Elicit untuk proses penelusuran literatur dan referensi. Mendeley untuk proses penulisan dan penyuntingan.
 
Melengkapi pernyataan itu, Peneliti Postdoc di Pusat Riset (PR) MLTL BRIN Herdiana Hakim menjelaskan tentang analisis wacana kritis. Ia mengatakan, analisis wacana krisis sebagai pendekatan analitis yang memandang bahasa bukan sekadar alat komunikasi netral. Melainkan sebuah praktik sosial yang terkait erat dengan kekuasaan, ideologi, dan kepentingan tertentu.
 
Dalam riset, analisis ini merupakan metode penelitian kualitatif yang multidisiplin. Yaitu memadukan ragam perspektif dan metode, baik dari linguistik, sosiologi, antropologi, psikologi, dan kajian budaya untuk menganalisis hubungan antara bahasa dan kekuasaan.
 
Fokus utama analisis ini agar bahasa dipakai untuk mempraktikkan, memproduksi, dan menantang kuasa, dominasi, dan ketimpangan. “Kelebihannya adalah sebagai pendekatan holistik terhadap bahasa, membongkar ideologi yang tersembunyi, kontekstualisasi yang mendalam, fleksibilitas dan interdisipliner, serta tujuan kritis dan emansipatoris,” ungkapnya.
 
Sedang kelemahannya adalah subjektivitas dan bias peneliti, kurangnya standar metodologis yang ketat, keterbatasan generalisasi, kebutuhan keterampilan dan pengetahuan lintas disiplin, serta cenderung menitikberatkan pada aspek ideologis dan kekuasaan.
 
“Dalam praktiknya, sebagian besar peneliti memulai dari titik tengah. Jadi, analisis yang secara bersamaan dipandu oleh teori, sambil tetap menjaga keterbukaan terhadap tema atau gagasan tambahan yang muncul selama analisis,” urainya.
 
Dijelaskannya, tahapan penting dalam analisis wacana kritis adalah pendalaman teks. Ini tidak hanya melibatkan pembacaan mendalam dan membaca ulang, tetapi juga mendalami konteks yang mendasari teks tersebut. 
 
“Seperti halnya memahami bagaimana budaya, sejarah, politik, ekonomi, serta identitas sosial saling berinteraksi,” terang Herdiana. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan