SK Telecom yang namanya kerap muncul di akhir drama Korea merupakan operator seluler terbesar di Korea Selatan. Akibat kasus peretasan dan menghindari kebocoran data, pada 25 April 2025 mereka mengumumkan akan mengganti sekitar 23 juta SIM card pelanggan dengan yang baru.
Dikutip dari media lokal Korea Selatan, Chosun, langkah tegas ini dilakukan tidak tunggu lama yaitu hanya tujuh hari atau seminggu setelah mereka mengumumkan terjadinya kasus peretasan.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan dan masyarakat. Kami akan melakukan penggantian 23 juta SIM card pelanggan sebagai respon atas keamanan data pasca peretasan yang terjadi,” tutur CEO SK Telecom, Ryu Young Sang.
Sebelumnya, SK Telecom juga sudah memiliki fitur keamanan data untuk pelanggannya. Setiap SIM card yang dipasang ke perangkat yang tidak sesuai registrasi awal ketika aktivasi akan terblokir atau tidak terhubung ke jaringan.
Namun sistem keamanan ini sempat diprotes karena proses registrasi dianggap sulit, tidak mendukung fitur roaming internasional, dan respon yang lamban ketika mengajukan komplain.
SK Telecom menyatakan hingga saat ini sudah ada sekitar 10 persen pelanggan yang melakukan pergantian SIM card. Kebijakan ini diberlakukan pada pelanggan yang terdeteksi sebagai korban peretasan atau kebocoran data pada 18 April lalu.
Meskipun terdengar sudah melakukan respon yang baik, SK Telecom tetap mendapatkan kritikan terutama dari kalangan pemerintah. SK Telecom ternyata baru melakukan laporan ke badan keamanan siber Korea pada tanggal 20 April, bukan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah terdeteksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News