Diketahui dampak embargo Amerika Serikat membuat Huawei tidak bisa memasukan aplikasi Google atau Google Mobile Services (GMS) ke sistem operasi buatannya. Kini Xiaomi dirumorkan tengah menyiapkan sistem operais HyperOS versi tanpa aplikasi Google.
Dikutip dari situs WCCF Tech, Xiaomi bahkan dirumorkan menggandeng BBK yaitu induk dari merek Oppo, realme, dan vivo, dalam merancang HyperOs versi khusus. Selain itu Huawei disebut juga ikut membantu Xiaomi dalam merancang HyperOS 3.
Langkah ini harus diapresiasi meskipun agak aneh jika benar BKK dan Huawei berkolaborasi dengan Xiaomi untuk hal tersebut. Sejauh ini Xiaomi masih aman mendapatkan lisensi untuk menghadirkan Google Mobile Services (GMS).
Setelah dibuat khawatir karena Huawei berhasil menciptakan chipset AI dan mobile sendiri dengan peningkatan performa, bukan tidak mungkin Amerika Serikat cemas dengan inovasi terbaru Xiaomi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Xiaomi berhasil merancang chipset dengan teknologi fabrikasi terbaru, 3nm, miliknya sendiri. Fabrikasi adalah teknologi dalam pembuatan chipset.
Di dalam chipset ada transistor, semakin kecil teknologi fabrikasi artinya semakin banyak transistor yang bisa dimuat. Hal ini akan berpengaruh ke arus daya listrik yang lebih efisien sehingga hemat konsumsi, performa makin kencang, dan efek suhu panas makin rendah.
Xiaomi juga dilaporkan sudah membentuk unit operasional yang merancang chipset buatan mereka sendiri, namanya Xring. Jika sukses maka Xiaomi bisa mengurangi ketergantungan dari Qualcomm dan MediaTek.
Tentu saja selanjutnya usaha Xiaomi jika bernasib sama dengan Huawei akan lebih berat. Penggemar gadget di Indonesia bisa menilai sendiri minat konsumen terhadap smartphone Huawei pasca tidak ada dukungan GMS padahal produk mereka sangat menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News