Selain menjadi ciri khas, tulisan dokter yang “unik” ini punya cerita menarik dan memicu pertanyaan: mengapa tulisan mereka sulit dipahami?
Tekanan Waktu dan Banyaknya Pasien
Sebagai salah satu profesi yang menuntut waktu dan energi, dokter sering kali harus menangani pasien dalam jumlah besar setiap harinya. Tekanan waktu ini membuat mereka harus mencatat informasi medis dengan cepat agar bisa melayani lebih banyak pasien.Seiring waktu, kebiasaan menulis cepat ini menjadi gaya yang sulit dibaca oleh kebanyakan orang awam.
Kebiasaan Sejak Pendidikan Kedokteran
Dari masa kuliah, calon dokter sudah terbiasa dengan tempo cepat dalam mencatat, terutama saat kuliah atau melakukan praktik klinis. Di dalam dunia medis, kecepatan mencatat sering kali dianggap lebih penting daripada kerapian tulisan.Akibatnya, gaya tulisan mereka berkembang menjadi lebih ringkas dan efektif bagi mereka sendiri namun membingungkan bagi orang lain.
Penggunaan Singkatan dan Istilah Medis
Dokter menggunakan banyak singkatan dan istilah yang dikenal dalam dunia medis, seperti “BID” (dua kali sehari) atau “q.d” (sekali sehari). Hal ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi di kalangan tenaga kesehatan, tetapi bagi orang awam, singkatan-singkatan ini bisa terlihat seperti tulisan yang “acak-acakan” atau sulit dimengerti.Selain itu, istilah medis yang sering kali berakar dari bahasa Latin atau Yunani juga bisa menambah kompleksitas dalam pemahaman tulisan dokter.
Efek Alat Tulis yang Digunakan
Tidak semua dokter menggunakan alat tulis yang nyaman, terutama bagi dokter yang selalu bekerja di ruang darurat atau klinik dengan fasilitas terbatas. Pulpen biasa atau catatan yang harus ditulis cepat di lembar resep kadang tidak memungkinkan hasil tulisan yang jelas dan rapi. Dengan keterbatasan ini, tulisan dokter semakin cenderung menjadi ‘abstrak’ dan sulit dipahami.Peran Teknologi dalam Meningkatkan Ketepatan Informasi
Di era digital, penggunaan teknologi mulai menjadi solusi untuk mengatasi masalah tulisan dokter yang sulit dibaca. Banyak rumah sakit dan klinik yang beralih ke catatan elektronik atau e-prescriptions yang lebih mudah diakses oleh tenaga kesehatan.Teknologi ini memungkinkan dokter untuk menginput resep dan catatan pasien secara digital, meminimalkan kesalahan penerjemahan dan meningkatkan keamanan pasien.
Tulisan dokter yang “berantakan” ternyata lebih dari sekadar kebiasaan, tetapi merupakan hasil dari berbagai faktor mulai dari tekanan waktu hingga lingkungan kerja. Dengan adanya teknologi, kini pasien dapat lebih terjamin dalam memahami arahan dokter dan mengurangi risiko kesalahan.
(Muhammad Reyhansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id