Laporan akhir tahun RIAA (Recording Industry Association of America) menunjukkan bahwa pendapatan dari unduhan digital turun menjadi USD1,3 miliar (RP17,9 triliun) pada tahun lalu. Sementara penjualan media fisik, meski juga turun, hanya turun menjadi USD1,5 miliar (Rp20,7 triliun), lapor The Verge.
Namun, layanan musik streaming masih mendominasi. Pada 2016, lebih dari setengah dari total pendapatan industri musik berasal dari streaming. Pertumbuhan ini terus berlanjut ke 2017.
Tahun lalu, streaming memberikan kontribusi hampir dua per tiga dari total pendapatan industri musik, yaitu sekitar USD5,7 miliar (Rp78,5 triliun). Angka ini naik 43 persen.
Alasan kontribusi streaming musik begitu besar adalah karena semakin populernya layanan musik streaming seperti Spotify dan Apple Music. Menariknya, ada kategori baru yang berkembang pesat meski tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Kategori itu dinamai "langganan berbayar terbatas".
Pada dasarnya, layanan ini sama seperti layanan berbayar streaming musik lainnya, hanya saja ia memiliki keterbatasan. Misalnya, Amazon menawarkan layanan musik streaming tak terbatas dengan harga USD4 (Rp55 ribu), tapi layanan ini hanya bisa digunakan pada satu Echo.
Kategori ini merepresentasikan 14 persen dari pasar layanan musik streaming pada 2017, naik dari 11 persen pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News