Dari data tersebut, terlihat beberapa pemerintah yang menjadi klien dari Hacking Team, mulai dari Australia hingga Meksiko dan Indonesia. Dalam laporan internal Hacking Team disebutkan bahwa FBI telah menghabiskan uang sebanyak USD800,000 (Rp10,6 M) untuk membeli update dari Remote Control System (RCS) yang disebut Galileo.
Galileo sendiri merupakan software buatan Hacking Team yang dapat digunakan untuk memata-matai sebuah komputer pribadi tanpa diketahui oleh sang pengguna komputer.
Dari data yang dibocorkan ke WikiLeaks, terlihat bahwa banyak pemerintah yang sebelumnya mengaku tidak pernah memata-matai penduduk mereka, ternyata menggunakan software buatan Hacking Team untuk memata-matai penduduk mereka atau bahkan pemerintah dari negara lain.
Salah satu klien terbesar Hacking Team adalah berbagai instansi pemerintah asal Meksiko, mulai dari lembaga daerah hingga lembaga nasional. Jesus Robles Maloof, seorang aktivis HAM di Meksiko memberitahukan Sin Embargo, sebuah situs Spanyol, bahwa anggaran yang dihabiskan berbagai lembaga pemerintah untuk membeli software Hacking Team beragam, mulai dari USD350,000 (Rp4,6 M) hingga USD1.02 juta (Rp13,5 M).
Dalam dokumen yang bocor tersebut, juga terlihat bahwa beberapa lembaga di pemerintah India seperti Cabinet Secretariat, Intelligence Bureau, National Technical Research Organization dan National Investigation Army, telah menjadi klien Hacking Team. Lembaga-lembaga ini melakukan pembelian melalui Anupam Tripathi, General Manager dari divisi pengembangan bisnis dari sebuah perusahaan bernama Semco India.
Sementara itu, berbagai lembaga pemerintah Australia juga dikabarkan telah melakukan negoisasi dengan Hacking Team melalui sebuah perusahaan asal Singapur bernama Criterion Solutions. Beberapa lembaga yang dikatakan telah melakukan negoisasi tahap akhir adalah Australian Security Intelligence Organization, Australian Federal Police dan lembaga anti-korupsi bernama Independent Broad-based Anti-Corruption Commision of Victoria. Meski pun begitu, Criterion Solutions memberitahu ABC Australia bahwa mereka tidak pernah berhubungan dengan Hacking Team.
Metropolitan Police Service dan National Crime Agency - yang memiliki fungsi seperti FBI di United Kingdom - juga telah melakukan negoisasi dengan Hacking Team untuk mendapatkan lisensi software mereka dengan membayar sekitar USD596,000 (Rp7,9 M). Meski disebutkan pada akhirnya negoisasi Hacking Team dengan Metropolitan Police Service berakhir dengan kegagalan.
Sejauh ini, beberapa pemerintah negara yang telah menjadi klien dari Hacking Team adalah Rusia, Chile, Spanyol, Honduras, Panama dan Malaysia. Hacking Team mendapat kritikan keras saat diketahui bahwa mereka menjual software mereka ke beberapa pemerintah yang represif, seperti Sudan, Ethiopia dan Oman. Mereka juga sudah melakukan negosiasi dengan sejumlah lembaga Indonesia. (Tech Times)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News