Kamera dan prosesor adalah dua komponen pamungkas yang ditanamkan, tak lupa dengan desain yang diklaim inovatif. Satu hal yang cukup menarik perhatian adalah ketiadaan beberapa layanan Google alias Google Mobile Service.
Hal tersebut memang diakui oleh pihak Huawei, baik ketika penjelasan di panggung maupun dalam wawancara terbatas dengan wartawan yang hadir dalam acara peluncuran.
Saat di panggung, CEO Huawei Consumer Business Group Richard Yu tidak menampik ketiadaan beberapa layanan Google seperti Play Store, Gmail, dan Google Maps.
“Anda tahu bahwa pelarangan yang dilakukan AS, ponsel ini tidak bisa dipasang GMS (Google Mobile Services). Ini memaksa kita untuk memakai HMS (Huawei Mobile Services),” ungkap Richard Yu saat di panggung.
GMS berarti beberapa aplikasi esensial yang sudah dipakai orang banyak. Sebagai gantinya, Huawei menanamkan ekosistem mandiri bernama Huawei Mobile Services.
Kita mungkin sudah mendengar Huawei Mobile Services lewat Harmony OS. Saat diumumkan, Huawei mengatakan Harmony OS dirancang untuk ekosistem IoT, bukan sebagai alternatif Android.
Huawei Mobile Service adalah ekosistem yang dirancang untuk mendukung perangkat Android. Bahasa mudahnya, semacam Play Store buatan Huawei yang juga punya katalog aplikasi sangat banyak.
Huawei tampaknya tidak main-main. Mereka mengatakan telah berinvestasi sekitar USD1 miliar untuk pengembangan HMS. “Kami melihat peluang dari adanya 570 juta smartphone yang aktif secara global saat ini,” kata Vice President of Mobile Services, Huawei Consumer Business Group Jervis Su dalam wawancara terbatas.
Mereka mengatakan fondasinya berasal dari perangkat yang sudah tercipta: smartphone, tablet, laptop, wearable, IoT, mobil, dan chipset. Kemudian, mereka menggandeng partner dan developer untuk mengembangkan beragam aplikasi yang bisa terpasang dan terintegrasi otomatis, terlepas dari platform yang dipakai. Aplikasi ini dapat diakses via Huawei App Gallery.
Jervis mengatakan akses developer ke HMS sangat luas, dan Huawei menyediakan berbagai toolkit untuk mengembangkan aplikasi sekaligus menciptakan model bisnis.
Aplikasi atau layanan yang dipasang bisa memanfaatkan beberapa fungsi perangkat, seperti GPS, sensor lainnya, sampai interaksi. Mereka juga menyediakan sistem bisnis seperti analitik sampai dompet digital.
Keamanan juga merupakan salah satu prioritas Huawei. Mereka mengklaim HMS memenuhi regulasi di beberapa wilayah, seperti GAPP, GDRP, dan regulasi lokal. Untuk lebih meyakinkan, mereka membangung 15 pusat data di luar tiongkok, salah satunya di Jerman. Jervis juga mengaku Huawei telah mengatongi 20 sertifikat keamanan lainnya.
HMS saat ini sudah menggandeng satu juta developer secara global. Sejauh ini, Jervis mengaku respons para developer cukup positif. “Termasuk perusahaan Amerika Serikat seperti Microsoft dan Facebook.” Ia optimistis dari masalah geopolitik yang mereka hadapi justru melahirkan peluang baru, dan ini tidap tertutup untuk pasar berkembang seperti Asia Tenggara.
Pertanyaannya adalah, sampai kapan Huawei tidak bisa memasang GMS? Jervis menjawab semua itu tergantung Trump. Ia mengatakan posisi Huawei sekarang adalah mendukung ekosistem Android lewat AOSP. Beberapa ponsel terbaru yang akan meluncur tidak akan terpasang GMS, kecuali kebijakan pemerintah AS berubah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News