Informasi ini dibagikan oleh organisasi investigasi cybercrime bernama Under The Breach lewat akun Twitter @UnderTheBreach. Di sini dibagikan jumlah pengguna Facebook yang datana bocor ke internet berdasarkan negara asalnya.
Kabar buruknya adalah pengguna Facebook asal Indonesia termasuk di dalamnya dengan jumlah 130.331 user. Akun @UnderTheBreach mengklaim data mereka bisa ditemukan di internet yang berisi dari nomor telepon, identitas seperti nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, hingga alamat email.
Full list of affected users by country pic.twitter.com/Wrrzd0WyxE
— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) January 14, 2021
Jumlah pengguna asal Amerika Serikat menjadi yang paling banyak yaitu mencapai sekitar 32 juta, kemudian Arab Saudi ada 28,8 juta, Inggris sekitar 11 juta, Uni Emirat Arab 6,9 juta, dan India sekitar 6,1 juta.
Dikutip dari Business Insider, pihak Facebook sudah merespon dengan menyatakan bahwa data yang bocor adalah akibat kasus yang terjadi di tahun 2019. Meskipun begitu hal ini tetap dianggap pihak @UnderTheBreach tidak memberikan sikap tegas.
Menurut pihak @UnderTheBreach seharusnya Facebook mengambil langkah untuk berusaha menarik kembali semua data yang bocor agar tidak tersebar di internet terutama darkweb.
@UnderTheBreach mengklaim data yang bocor tersebut di tahun 2020 telah dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab dengan dibentuk sebagai sebuah database berisi informasi pribadi dari 533 juta pengguna di seluruh dunia dan diperjual belikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News