Telkom mengatakan, penerapan Smart City sangat bergantung pada investasi. "Penerapan Smart City setidaknya memerlukan dana Rp6 triliun untuk empat tahun, sementara Bandung sendiri hanya memiliki seperempatnya," kata Joddy Hernady, Senior Vice President Synergi, PT. Telkom .
Dia menjelaskan, investasi untuk Smart City bisa fokus ke 4 sektor: transportasi, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Transportasi merupakan sektor yang berhubungan dengan kesehatan. Jika jaringan transportasinya sangat optimal, maka polusi akan berkurang dengan sendirinya, di saat yang sama kesehatan warga akan meningkat. Efek jangka panjangnya, produktivitas masyarakat kota juga lebih tinggi.
Penerapan Smart City dari Telkom di Bandung dimulai dari aspek pemerintahan. Smart Government sudah mulai diterapkan, seperti pengawasan hampir di setiap sudut kota melalui CCTV yang tersambung dengan Command Center. Namun, penerapannya masih memerlukan investasi tambahan, baik dari segi finansial maupun waktu.
Sebagai contoh, Kota Birmingham membutuhkan waktu 5 tahun untuk penerapan Smart Government secara optimal.
"Investasi Smart City tergantung dana yg dimiliki pemerintah. Jika mencukupi, pemerintah bisa menjadi pihak tunggal untuk penyediaan infrastruktur dan lain-lain, atau bekerja sama dengan penyedia infrastruktur swasta," katanya. "Kalau dananya tidak mencukupi, mereka dapat meminta pihak swasta untuk investasi terlebih dahulu."
Nilai investasi bisa diganti dari jasa pelayanan pemerintah ke masyarakat atau penyediaan lisensi dengan batasan waktu. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua sektor dalam Smart City sanggup menghasilkan uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News