Diketahui bahwa President Donald Trump dalam ‘perang dagang’ dengan Tiongkok juga memiliki kebijakan AI Diffusion, mengatur bagaimana pengembantan teknologi AI di Amerika Serikat harus dibatasi dalam hal transfer teknologi dan infrastruktur dengan negara lain.
Dikutip dari situs WCCF Tech, pada wawancara Jensen Huang dengan Bloomberg dia menyatakan bahwa Presiden Trump jangan sampai salah langkah.
Bukan memperkuat bisnis dan pengembangan AI di Amerika Serikat, kebijakan tersebut justru bisa mengurangi daya saing Amerika Serikat karena banyak negara yang memilih mandiri dalam mengembangkan teknologi AI meniru Tiongkok.
Di sisi lain, Tiongkok yang kini luar biasa pesat dalam pengembangan AI seperti tidak terdampak oleh embargo Amerika Serikat bisa banyak menjadi pilihan negara lain yang merasakan dampak tarif ekspor Amerika.
Kebijakan AI Diffusion Amerika Serikat sebetulnya bukan dirancang Donald Trump melainkan Presiden Joe Biden sebelum lengser, dan bakal aktif berlaku mulai pertengaha bulan Mei 2025.
Melihat tensi politik Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump mungkin saja kebijakan tersebut akan tetap diimplementasikan. CEO Nvidia sampai mengakui bahwa Tiongkok adalah rival yang disegani dalam pengembangan AI dengan melihat inovasi Huawei terbaru meskipun dirundung embargo.
Tentu saja bisnis Nvidia juga akan ikut terdampak. Bulan lalu Jensen Huang sampai berkunjung dan berdiskusi dengan komisi perdagangan Tiongkok, memastikan bahwa bisnis kedua pihak akan tetap berlangsung meskipun dihadang pemerintah Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News