Artinya, smartphone ini tidak hanya akan memiliki dua engsel dan tiga panel layar, juga dipersenjatai dengan tiga baterai terpisah yang ditempatkan di tiap segmen perangkat. Mengutip GSM Arena, paten itu menggambarkan bahwa Samsung akan membagi sistem daya perangkat ke dalam tiga modul baterai, masing-masing memuat daya untuk panel kiri, tengah, dan kanan.
Ide di balik konfigurasi ini adalah untuk menjaga keseimbangan dan efisiensi daya ketika pengguna membuka, menutup, atau beralih ke mode layar penuh. Dengan demikian, saat perangkat dilipat sebagian, salah satu baterai bisa dimatikan atau disesuaikan penggunaannya agar konsumsi tidak terlalu berat.
Dalam paten tersebut juga terlihat bahwa desain lipat perangkat ini berpotensi menggunakan lipatan inward, yaitu panel sisi melipat ke arah dalam agar layar terlindungi saat perangkat ditutup. Desain ini berbeda dengan beberapa konsep lipat lainnya yang menggunakan lipatan ke luar (outward) atau pola Z.
Desain inward ini memungkinkan layar tengah tetap terlindung dari goresan saat tidak digunakan. Tidak hanya itu, dokumen juga menampilkan letak kamera belakang yang ditempatkan di panel sebelah kanan, saat perangkat berada dalam posisi rata.
Tiga lensa dan modul LED flash disusun vertikal, menegaskan bahwa Samsung akan mempertahankan konsistensi kamera flagship meskipun format perangkat sangat eksperimental. Kendati belum ada pengumuman resmi dari Samsung, desas-desus menyebut bahwa perangkat trifold ini berpotensi menjadi bagian dari seri Galaxy Z.
Selain itu, desas-desus juga menyebut perangkat ini berpotensi bernama Galaxy Z TriFold. Pendaftaran merek dagang di Korea Selatan telah muncul, memberi sinyal bahwa nama tersebut sedang diamankan.
Beberapa rumor juga menyebut bahwa perangkat ini berpotensi untuk diluncurkan pada paruh akhir tahun 2025. Tidak kalah menarik, kepala divisi perangkat Samsung, TM Roh, pernah menyatakan bahwa perusahaan berencana merilis ponsel trifold dalam waktu dekat, meski juga menyebut bahwa desain akhir dan kegunaan format tersebut masih terus dipertimbangkan.
Jika benar terwujud, smartphone trifold ini bisa membawa sejumlah keunggulan dibanding lipat dua biasa, salah satunya adalah layar sangat luas. Tiga panel pada smartphone trifold diklaim mampu memberikan pengalaman ala tablet saat dibuka penuh.
Selain itu, smartphone trifold juga unggul soal fleksibilitas multitasking, sebab memungkinkan pengguna bisa memakai panel terpisah untuk aplikasi berbeda secara paralel. Perangkat ini jugua diklaim memberikan efisiensi daya lebih baik, sebab dengan baterai terpisah, perangkat bisa mengatur konsumsi secara granular tergantung bagian yang aktif.
Namun tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi Samsung, termasuk kerumitan desain dan mekanik, mengingat dua engsel, penyelarasan layar, dan mekanisme lentur harus dirancang dengan presisi tinggi agar tahan lama.
Samsung juga dinilai sejumlah pihak perlu memperhatikan soal sinkronisasi daya antar baterai, dengan pengaturan daya agar baterai tidak saling bersaing atau terjadi ketidakseimbangan, serta ketebalan dan bobot perangkat, sebab menambahkan banyak komponen seperti layar, baterai, dan engsel dapat membuat perangkat sulit dikonsumsi secara ergonomis.
Harga tinggi dinilai sejumlah pihak turut menjadi tantangan untuk smartphone trifold ini, sebab format eksperimental kerap membutuhkan biaya produksi besar, dan hal ini berpeluang untuk menjadikan harga jual sangat premium.
Paten yang baru bocor ini memberikan bukti bahwa Samsung memang serius mengeksplorasi teknologi layar lipat dalam bentuk lebih ekstrem selain lipat dua. Dengan desain trifold dan tiga baterai, perangkat ini berpotensi menjadi inovasi besar berikutnya di dunia smartphone.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id