Jika selama ini kita kerap menilai bahwa tanggung jawab keamanan siber pada sebuah bisnis perusahaan atau organisasi hanya ada di Departemen IT, menurut Chris ini adalah pandangan yang Salah.
Chris menuturkan bahwa kesadaran dan tanggung jawab mengenai keamanan siber harus dimiliki oleh setiap pegawai perusahaan atau anggota organisasi.
“Ini memberikan sinyal bahwa keamanan (siber) menjadi prioritas utama. Kedua, CEO dan jajaran pimpinan artinya harus selalu mendapatkan informasi terbaru dari keamanan, dan akan berkontribusi ke pengambilan keputusan yang dinamis, beradaptasi dengan kondisi saat itu, Dan kebutuhan bisnis,” jelas Chris.
Menurutnya, keamanan siber menjadi adalah prioritas utama dalam hal fundamental sebuah bisnis atau perusahaan. Chris mengklaim cara berpikir ini sudah sejak lama menjadi budaya yang ditanamkan di AWS dan dijumpai lewat produk atau solusi yang mereka tawarkan.
Hal yang menarik dari cerita Chris adalah di AWS ada budaya kepemimpinan bahwa setiap orang harus memiliki rasa kepemilikan, yang artinya bertanggung jawab terhadap keamanan siber perusahaan.
“Kami tidak menjatuhkan konsekuensi terhadap laporan mengenai suatu masalah yang muncul, melainkan kami lebih baik mendengarnya bahkan lebih awal untuk kemudian dilakukan investigasi dari pada tidak mendengarnya sama sekali.
Chris mengaku tidak heran jika rilis sebuah produk atau layanan agak tertunda selama telah melalui uji keamanan yang mendalam. Makanya, AWS memiliki program Guardian dan Security Champions, yaitu melatih tim sebagai ahli keamanan siber yang tersertifikasi.
Proses uji keamanan atau security review yang panjang kemudian didukung oleh sejumlah tools yang membantu mereka bekerja lebih cepat dan mudah. Tools ini yang kemudian ikut disediakan oleh AWS kepada klien atau customer mereka.
AWS Security Incident Response menjadi hal baru yang diperkenalkan pada AWS re:Invent 2024, sebuah layanan yang membantu perusahaan atau organisasi untuk mengelola keamanan siber.
Layanan ini dirancang untuk memungkinkan penggunanya menyiapkan, merespon, dan melakukan recovery atas insiden keamanan yang terjadi dalam banyak bentuk seperti pembajakan akun, spencerian data, hingga serangan ransomware.
Kini tim AWS Customer Incident Response Team bisa memberikan panduan ketika insiden keamanan siber terjadi sebagai bentuk dukungan penuh dari AWS kepada customer mereka.
Masih berkaitan dengan ini, AWS juga mengumumkan solusi Amazon GuardDuty, fitur deteksi ancaman dengan kemampuan berbasis AI Dan machine learning (ML).
Fitur ini disebut sebagai solusi komprehensif dan proaktif terhadap cloud security yang merupakan dampak dari semakin kompleks lingkungan cloud modern sekaligus bentuk serangan siber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News