Founder Xendit : Juan Gonzalez, Tessa Wijaya, Moses Lo, and Bo Chen.
Founder Xendit : Juan Gonzalez, Tessa Wijaya, Moses Lo, and Bo Chen.

Co-Founder Xendit Bagi Pengalaman untuk Perempuan di Industri Teknologi

Lufthi Anggraeni • 09 Maret 2022 14:45
Jakarta: Women in Tech menjadi istilah yang kian ramai digaungkan, terlebih sejalan dengan pertumbuhan teknologi pesat di Indonesia. Namun Indonesia memiliki rasio terendah di Asia Tenggara dalam hal proporsi perempuan yang bekerja di sektor teknologi, sebesar 22 persen.
 
Rasio Indonesia tersebut berbanding terbalik dengan negara seperti Thailand dan Filipina, dengan tenaga kerja sebesar 48 persen di sektor yang sama. Chief Operating Officer dan Co-Founder Tessa Wijaya membagikan pengalamannya selama berkecimpung di industri teknologi.
 
Sebagai informasi, setelah mendapatkan pendanaan Seri-C pada bulan September 2021 lalu, Tessa Wijaya resmi menjadi co-founder perempuan pertama di Indonesia yang berhasil membawa startup yang didirikan meraih status unicorn.

Memeriahkan Hari Perempuan Internasional (IWD) 2022, Tessa membagikan suka-duka serta
pesannya bagi para perempuan yang tertarik untuk memasuki industri startup dan teknologi. Memiliki keprihatinan terhadap isu kesetaraan gender di lingkungan kerja, Tessa berharap bisa
meningkatkan kesadaran serta ketertarikan perempuan untuk berkarya di industri yang sedang
bertumbuh pesat ini.
 
“Secara global, founder startup perempuan di bidang teknologi finansial (fintech) masih sangat
terbatas, yaitu hanya tujuh persen dari total founder fintech. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena perempuan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni,” ujar Tessa.
 
Namun Tessa menyebut bahwa minimnya jumlah founder startup ini lebih dikarenakan kurangnya kesadaran bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama bisa berkarya dengan baik di sektor digital.
 
Karenanya, Tessa menegaskan pentingnya edukasi bagi generasi perempuan muda agar dapat menjadi pemimpin teknologi di masa depan. Tessa juga membagikan lima pesan dari pengalamannya, bagi perempuan muda yang tertarik untuk membangun karir di bidang startup dan teknologi.
 
Pesan tersebut termasuk menguatkan mental dan hati untuk fokus pada kapabilitas diri sendiri. Tessa menyebut perempuan harus kuat secara mental dan prinsip, agar tetap percaya diri dan fokus melakukan hal yang benar tanpa mempedulikan selentingan orang lain.
 
Selain itu, pesan lainnya yaitu tidak ada yang mengalahkan kerja keras dan persiapan ekstra. Sehingga untuk dapat tampil menonjol dibandingkan rekan-rekan yang lain, Tessa menegaskan bahwa kerja keras dan persiapan ekstra adalah kuncinya.
 
Berani bersuara juga disarankan Tessa untuk perempuan yang berminat untuk berkecimpung di industri teknologi. Selain itu, berani bersuara juga akan dapat mendobrak dominasi dan stigma yang beredar di masyarakat.
 
Tessa menyadari bahwa hambatan utama dari para perempuan untuk terjun ke industri startup, fintech, atau teknologi, adalah karena minimnya role model dan kesempatan yang tersedia. Karenanya, salah satu misi utamanya di Xendit adalah membantu semakin banyak perempuan untuk bisa meningkatkan karirnya dan menjadi bagian dari generasi pemimpin di masa depan.
 
Bagi remaja yang bercita-cita memasuki industri teknologi, Tessa menggagas inisiatif bernama Women in Tech di Indonesia. Bekerja sama dengan Society of Women Engineers (SWE) komunitas ini menyediakan panduan dan mentorship untuk siswa SMA perempuan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan