Media lokal Hangzhou News menyebutkaan bahwa para pelaku telah meretas lebih dari 100.000 PC warnet yang tersebar di 30 provinsi seluruh Tiongkok sejak bulan Juli tahun lalu. Pelaku mengaku bahwa mereka baru memperoleh uang kripto dengan total nilai USD800 ribu atau setara Rp11,3 miliar.
Kecurigaan ini pertama kali diketahui oleh salah satu pemilik warnet bernama Liu. Liu mengaku menemukan kecepatan koneksi di PC warnetnya melambat tidak hanya saat bermain game tapi juga saat hanya melakukan browsing. Lebih detil lagi, kinerja PC berada di tingkat 70 persen padahal PC hanya menyala dan tidak menjalankan program satupun.
Akhirnya beberapa pemilik warnet mengetahui mengalami problem yang sama, sedangkan teknisi yang melakukan maintenance hanya mengetahui bahwa PC terpapar sebuah penyakit, tapi tidak diketahui virus apa yang menjangkiti jaringan PC di warnet-warnet tersebut.
Polisi setempat melakukan penyelidikan bahwa ternyata seluruh warnet yang mengeluhkan masalah ini telah terpasang cryptomining program. Berdasarkan penelusuran, pelaku utama yang menanamkannya adalah teknisi perusahaan sebuah komputer setempat yang dipercaya melakukan perawatan di warnet-warnet itu.
Penelusuran lebih lanjut menemukan bahwa perusahaan komputer setempat tidak hanya menanamkan tapi juga menawarkan program cryptomining tersebut kepada pelanggan warnet dan perusahaan bisnis maintenance komputer lainnya.
Perusahaan pelaku yang tidak disebutkan namanya ini mengaku menawarkan tutorial sekaligus porogram cryptomining. Dari sini kemudian perusahaan memanfaatkan koneksi yang terbangun dari layanan yang mereka berikan dengan memanfaatkan warnet atau pelanggannya sebagai korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id