Acara tersebut berlangsung di Singapura pada 17-20 Oktober 2023, bersamaan dengan pertemuan Komite Koordinasi ASEAN untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (ASEAN Coordinating Committee On Micro, Small and Medium Enterprises- ACCMSME) yang ke-16.
Selama workshop berlangsung, terdapat tiga wirausaha sosial terbaik yang menerima dana hibah total sebesar USD30.000 untuk mewujudkan ide-ide bisnis sosial inovatif mereka dan memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan di ASEAN.
Pemenang dana hibah tersebut adalah Survival Skills dari Vietnam sebagai pemenang pertama, Tulibot dari Indonesia sebagai pemenang kedua, disusul oleh Beebag dari Malaysia sebagai pemenang ketiga.
Selain itu, Workshop Regional ASEAN SEDP 2.0 juga menghadirkan rangkaian program yang dinamis, di antaranya sesi Demo Day dan Business Matchmaking, yang menghubungkan wirausaha sosial visioner dengan calon investor, termasuk venture capitalists dan angel investor.
Selain itu, workshop ini juga memberikan peserta kesempatan untuk berdiskusi, menyampaikan aspirasi dan inisiatif, serta membangun networking dengan delegasi ACCMSME dan para pembuat kebijakan ASEAN.
“Workshop Regional ini menawarkan kesempatan yang sangat berharga bagi para wirausaha sosial untuk berinteraksi dengan calon investor potensial, berpartisipasi aktif dalam diskusi regional, dan membangun jejaring dengan pembuat kebijakan yang berpengaruh di ASEAN."
"Kami yakin bahwa semua wirausaha sosial dalam ASEAN SEDP 2.0 ini akan memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh selama program untuk terus berkembang,” kata Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.
ASEAN Foundation, bekerja sama dengan TikTok dan SAP, telah berhasil mengimplementasikan ASEAN SEDP 2.0 untuk memberdayakan wirausaha sosial di seluruh kawasan ASEAN.
Program ini berfokus pada peningkatan produktivitas, teknologi, dan inovasi, peningkatan akses terhadap keuangan, peningkatan akses pasar dan internasionalisasi, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan sumber daya manusia.
Setelah melalui proses seleksi ketat yang melibatkan 145 pendaftar, terpilih 20 wirausaha sosial terkemuka dari sepuluh negara anggota ASEAN untuk berpartisipasi dalam program ini.
Mereka adalah Big BWN Project (Brunei Darussalam); ADSA Cambodia (Kamboja); Komerce, PetaNetra, PT. Disabilitas Kerja Indonesia, dan Tulibot (Indonesia); Cofarm – Farm for Local (Laos); Beebag, Native Discovery, PichaEats (Malaysia); CC Educare Myanmar, Taungthutada, TTTD – Farmer’s Bridge (Myanmar); Recyglo Singapura (Singapura); Lukthamdai, Moreloop, dan PakDone (Thailand); Hinablon sa Cebu dan Mayani (Filipina); dan Survival Skills Vietnam dan Tohe Social Enterprise (Vietnam).
Wirausaha sosial terpilih telah mendapatkan manfaat dari 15 sesi pelatihan dan pendampingan virtual yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Pada salah satu sesi yang diadakan pada September 2023, berfokus pada Tiktok Trust and Safety TikTok, memberikan informasi tentang upaya keamanan TikTok, community guidelines, dan langkah-langkah perlindungan pengguna.
“Saya senang dapat belajar tentang TikTok Trust and Safety, melalui sesi pembelajaran ini saya memperoleh informasi bahwa TikTok memiliki strategi dan langkah-langkah untuk memastikan keamanan pengguna di platform ini. Sebagai pengguna TikTok, saya sangat yakin bahwa kami terlindungi dengan baik," kata Hasnita Taslim, Pendiri PT Disabilitas Kerja.
Adapun workshop lain yang diadakan oleh TikTok berfokus pada strategi pembuatan konten, di mana wirausaha sosial dibekali keterampilan dan teknik untuk menghubungkan, mengembangkan, dan menggerakkan audiens mereka dengan cara yang autentik.
“Kami percaya bahwa kemitraan kolektif, yang melibatkan pemerintah, organisasi nirlaba, dan mitra sektor swasta, dapat memungkinkan generasi wirausaha berikutnya untuk tumbuh dan berkembang,” kata Jerry Lewis Ong, Social Impact APAC, TikTok.
Seiring dengan berlanjutnya kolaborasi strategis antara ASEAN Foundation dan SAP, program ini bertujuan untuk memberdayakan wirausaha sosial yang dipimpin oleh kaum muda di kawasan ASEAN.
Hal ini dapat dicapai dengan pembekalan keterampilan untuk membangun angkatan kerja yang siap menghadapi masa depan dan mendorong mereka untuk menemukan solusi inovatif yang bermanfaat untuk ekonomi inklusif di seluruh kawasan.
SAP juga mengadakan pelatihan bagi para wirausaha sosial terpilih dengan tema "Kolaborasi Kuat: Meningkatkan Dampak melalui Kemitraan" dan “SAP 4HANA untuk Usaha Kecil dan Menengah” dalam seminggu terakhir.
"Dengan pengetahuan yang diperoleh dari program kami dan dukungan berkelanjutan berupa mentorship , dan akses ke jaringan pemasok pada perusahaan kami, kami sangat yakin akan dampak besar yang akan mereka capai," kata Lu Hongwei, Regional CSR Director, East Asia, Pacific & Greater China, SAP.
Workshop Regional dihadiri oleh Pejabat Nominasi ACCMSME, Tham Jierong, Assistant CEO and Head, Venture Building, raiSE, Singapura; Joanne Tan, Asisten Chief Executive Officer, Capability Programs & Planning Group, Enterprise Singapore; M. Reza Guntara, Perencana Ahli, Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News