Ini adalah kali pertama kedua perusahaan semikonduktor itu bertemu untuk membicarakan tentang kemungkinan terjadinya akuisisi, ungkap narasumber Reuters.
Pertemuan ini diadakan setelah Broadcom meningkatkan penawaran mereka dari USD70 (Rp954 ribu) per lembar saham menjadi USD82 (Rp1,1 juta).
Tidak hanya itu, Broadcom juga telah memberikan berbagai penawaran untuk mempermanis tawarannya, seperti uang senilai USD8 miliar (Rp109 triliun) jika akuisisi ini dilarang oleh regulator anti-trust.
Pada hari Kamis minggu lalu, Qualcomm kembali menolak tawaran Broadcom, menyebutkan bahwa penawaran baru Broadcom masih merendahkan nilai perusahaan dan juga tidak menjawab kekhawatiran Qualcomm terkait masalah regulator.
Namun, mereka menawarkan untuk bertemu dengan Broadcom untuk melihat apakah Broadcom bisa menjawab kekhawatiran mereka. Sebagai bagian dari usahanya untuk mengakuisisi Qualcomm, Broadcom juga berencana untuk mengganti direksi Qualcomm.
Kedua perusahaan akan bertemu dengan perusahaan penasehat ISS dan Glass Lewis sebelum pertemuan mereka pada 14 Februari. Dalam pertemuan itu, Broadcom akan berusaha meyakinkan pemegang saham Qualcomm terkait alasan mengapa mereka harus setuju dengan akuisisi yang dijadwalkan akan terjai pada 6 Maret.
Minggu lalu, Broadcom telah meminta Qualcomm untuk bertemu pada akhir pekan. Namun, mereka kini telah setuju untuk bertemu pada hari Rabu, ungkap narasumber yang tidak ingin disebut namanya karena informasi terkait perjanjian ini bersifat rahasia.
Baik Qualcomm maupun Broadcom enggan untuk berkomentar.
Usaha Broadcom untuk mengakuisisi Qualcomm menunjukkan bahwa sektor pembuat teknologi nirbakel tengah melakukan konsolidasi. Alasannya adalah karena pembuat smartphone seperti Apple dan Samsung berusaha untuk memanfaatkan posisi mereka sebagai penguasa pasar untuk menurunkan harga prosesor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News