Joe Harahap, Country Manager Indonesia at CleverTap
Joe Harahap, Country Manager Indonesia at CleverTap

Menyeimbangkan Personalisasi dan Privasi Data

Mohamad Mamduh • 30 Oktober 2024 15:41
Jakarta: Kita sering mendengar bahwa “data adalah minyak baru”. Data di era digital ini adalah aset yang berharga, yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan bisnis.
 
Contohnya di sektor e-commerce, yang merupakan motor pertumbuhan utama ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan akan mencapai USD110 miliar pada 2025 menurut studi e-Conomy SEA 2023. Di sektor ini, data memainkan peranan kunci dalam menganalisis perilaku pengguna, tren pasar, dan untuk pengambilan keputusan yang tepat.
 
Di market yang semakin kompetitif, data menjadi aset penting bagi perusahaan, khususnya dalam membangun pondasi yang kuat untuk bisnis mereka. Dengan banyaknya pilihan yang tersedia bagi konsumen saat ini, marketer harus berpikir lebih inovatif dan memastikan bahwa produk dan layanan mereka akan lebih menonjol dibandingkan pilihan-pilihan lain. Data menjadi sangat berperan penting dalam memahami dan memenuhi preferensi dari para pengguna mereka.
 
Marketer harus bisa memastikan bahwa data pengguna mereka tetap terjaga privasi dan keamanannya untuk menciptakan rasa percaya dan membangun hubungan jangka panjang. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan antara kebutuhan menciptakan layanan atau produk yang lebih terpersonalisasi dan kewajiban untuk menjaga keamanan data para pengguna.
 
Pentingnya transparansi dalam penggunaan data
Terjadinya sejumlah kasus kebocoran data di Indonesia membuat konsumen kini semakin waspada tentang bagaimana data mereka dikumpulkan dan digunakan oleh pihak lain. Ada kekhawatiran dan keingintahuan yang semakin besar di kalangan pengguna tentang pengumpulan data secara online.
 
Maka, marketer harus setransparan mungkin kepada pengguna. Sebab keputusan pengguna untuk mengikuti program pemasaran yang dipersonalisasikan sedikit banyak akan dipengaruhi oleh keyakinan mereka akan keamanan data pribadi mereka.
 
Pengguna harus tetap memiliki kendali atas data mereka, termasuk memiliki pilihan untuk ikut atau tidak ikut dalam program pemasaran yang dipersonalisasikan. Perusahaan dapat menyeimbangkan kebutuhan akan personalisasi dan memberikan perlindungan data secara ketat dengan berfokus pada data pihak pertama (first party) dan zero-party.
 
Data pihak pertama, juga dikenal sebagai data 1P, mengacu pada informasi yang dikumpulkan secara langsung dari individu yang berinteraksi dengan brand. Data ini mencakup data seperti preferensi pengguna, riwayat pembelian, dan interaksi dengan properti digital bisnis. Data ini terbilang akurat dan dapat diandalkan untuk menyajikan pengalaman yang dipersonalisasi.
 
Data zero-party adalah data yang secara sengaja dan proaktif dibagikan oleh pelanggan kepada sebuah brand. Data ini bisa meliputi preferensi dan minat, niat pembelian, konteks pribadi, dan bagaimana individu tersebut ingin brand tersebut mengenali dirinya. Data ini dapat dipercaya, akurat, eksplisit, dan mengarah pada personalisasi yang lebih baik.
 
Selain itu, data sintetis menjadi solusi praktis bagi para marketer dalam konteks compliance atau kepatuhan pada regulasi. Data ini tidak mahal dan dapat digunakan untuk melengkapi kumpulan data yang sudah ada, mengisi kesenjangan apabila data yang real itu langka, dan tetap bisa melatih model machine learning dengan lebih akurat dan dalam skala besar.
 
Untuk melindungi privasi, teknik seperti anonimisasi dan agregasi data juga dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dengan tetap menjaga privasi pengguna berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ada.
 
Di era post-AI, transparansi sangat penting. Marketer dapat mencapai hal ini dengan memberikan informasi kepada pengguna dan meningkatkan kesadaran tentang bagaimana personalisasi yang dibangun berdasarkan teknologi AI dapat meningkatkan pengalaman mereka sekaligus melindungi data mereka.
 
Personalisasi yang digerakkan oleh AI akan memungkinkan brand dan marketer membangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen dengan berbagai metode. Algoritme AI harus dikembangkan dan digunakan dengan cara yang etis dan dengan ketelitian, untuk menghindari bias atau praktik diskriminasi.

Menavigasi tantangan regulasi
Masalahnya, undang-undang privasi terus berevolusi dan dapat berbeda-beda secara signifikan di berbagai negara. Di Indonesia, ada Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang mengatur penanganan data pribadi.
 
Mengikuti berbagai ketentuan perundang-undangan tersebut menjadi tantangan tersendiri. Regulasi yang terlalu ketat juga akan menyulitkan brand mendapatkan informasi yang lebih terperinci dan pada akhirnya kesulitan membuat program kampanye marketing yang lebih dipersonalisasi. Namun kerangka kerja regulasi seperti itu memberikan kepastian hukum kepada pelanggan mengenai penggunaan data pribadi mereka.
 
Sebaliknya, menerapkan regulasi perlindungan data pribadi secara signifikan akan mempengaruhi masa depan marketing yang dipersonalisasi, sehingga dibutuhkan standar yang lebih kuat untuk persetujuan dan transparansi dari pengguna. Dengan adanya kerangka kerja regulasi yang sudah diterapkan, sangat penting bagi perusahaan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih transparan terhadap praktik pengumpulan dan pemanfaatan data.
 
Memprioritaskan pembangunan kepercayaan konsumen dengan memastikan transparansi, menghormati kontrol pengguna atas data mereka, dan menerapkan strategi yang ramah privasi, akan menghasilkan kampanye pemasaran yang lebih etis dan efektif. Marketer dapat mengandalkan data pihak pertama dan data zero-party serta beralih ke strategi yang berbasis persetujuan (consent-driven). Ini semua tidak hanya melindungi privasi konsumen, tetapi juga memfasilitasi pengalaman yang sangat personal.
 
Alternatif baru seperti contextual targeting (penargetan kontekstual), clean rooms, dan privacy-preserving cohorts, juga akan semakin populer di market. Contextual targeting akan memungkinkan brand menayangkan iklan yang disesuaikan dengan konten yang dikonsumsi, sementara clean rooms memfasilitasi analisis data yang aman tanpa pengungkapan informasi mentah pengguna. Privacy-preserving cohorts akan mengelompokkan pengguna berdasarkan perilaku yang serupa, memastikan anonimitas data sekaligus memungkinkan iklan yang ditargetkan.
 
Marketer juga bisa memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memungkinkan personalisasi sekaligus memastikan kepatuhan terhadap peraturan privasi. Hal ini dapat dicapai dengan teknik-teknik seperti differential privacy (privasi diferensial) dan federated learning, yang mengurangi kebutuhan akan data di tingkat individu.
 
Pentingnya masukan dari pelanggan
Pada akhirnya, sangat penting untuk memprioritaskan input dari pelanggan. Marketing yang dipersonalisasi adalah strategi efektif untuk engaging dengan konsumen. Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey, 71% konsumen mengantisipasi interaksi personal, dan 76% akan merasa frustasi jika mereka tidak mendapatkannya. Namun ketika mereka tahu bagaimana data mereka digunakan, reaksinya bisa berbeda-beda.
 
Meskipun personalisasi sering kali menghasilkan peningkatan engagement dan kepuasan, konsumen mungkin menjadi khawatir tentang privasi jika mereka percaya bahwa data mereka digunakan tanpa izin.
 
Umpan balik dari konsumen memainkan peranan yang penting untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, marketer harus terus menyesuaikan praktik data yang menjaga keamanan privasi konsumen dan memastikan konsisten dengan ekspektasi konsumen dan standar regulasi yang ada.
 
Umpan balik tersebut dapat memengaruhi strategi marketing dan mendorong brand untuk meninggalkan kampanye generik dan menuju ke hiper-personalisasi. Dengan memprioritaskan kepercayaan dan transparansi, brand bisa mengembangkan kampanye yang beresonansi secara emosional, menumbuhkan loyalitas pelanggan, dan meningkatkan angka konversi.
 
(Joe Harahap, Country Manager Indonesia at CleverTap)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan