Halo dapat merekam video 4K dari 17 kamera miliknya. Ia kemudian menggunakan software Jump untuk menggabungkan rekaman ke dalam satu film VR 360 derajat, seperti yang disebutkan oleh Money CNN. Google mengumumkan keberadaan kamera ini kurang dari satu minggu setelah Facebook memamerkan kamera VR mereka sendiri, x24 dan x6.
"Kamera tengah populer. Itu bagus. Kami telah merencanakan ini dari beberapa waktu lalu," ujar Amit Singh, VP of Business for VR, Google.
Mengapa perusahaan teknologi untuk konsumen bersaing untuk membuat hardware mahal yang ditujukan untuk para profesional meski pasar tersebut kecil? Pada dasarnya, perusahaan-perusahaan tersebut hanya ingin menjual headset VR lebih banyak. Untuk itu, mereka perlu konten yang bisa orang-orang tonton.
Setahun belakangan, para pelaku industri teknologi tengah sibuk mempopulerkan kacamata VR seperti Oculus Rift dari Facebook, Samsung Gear VR dan juga Sony PlayStation VR. Google bahkan kini telah memiliki 2 headset VR dengan harga terjangkau, yaitu Cardboard dan Google Daydream View.
Sayangnya, konten VR tetap tidak banyak. Salah satu alasannya adalah karena biaya dan waktu lama yang diperlukan untuk menciptakan konten VR.
Sama seperti kebanyakan kamera VR lain, YI Halo berupa action camera yang digabungkan membentuk cincin dengan satu kamera di bagian atas. Meskipun Google juga pernah membuat hardware sendiri, seperti ponsel Pixel, kali ini, perusahaan pencarian itu memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan kamera untuk membuat Halo.
Dengan begitu, Google bisa fokus untuk mengembangkan teknologi dalam kamera tersebut, seperti algoritma yang berfungsi untuk menggabungkan rekaman yang diambil oleh Halo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News