Sebagian orang protes dengan turun ke jalan. (AFP PHOTO / ZACH GIBSON)
Sebagian orang protes dengan turun ke jalan. (AFP PHOTO / ZACH GIBSON)

Jelang Pelantikan Trump, Hacker Ingin Hantam Gedung Putih Pakai DDoS

Ellavie Ichlasa Amalia • 20 Januari 2017 14:51
medcom.id: Donald Trump akhirnya akan resmi menjadi presiden Amerika Serikat hari ini. Namun, tampaknya, masa jabatannya sebagai presiden akan dimulai dengan berbagai masalah, termasuk protes di Washington DC. 
 
Sebagian orang memilih untuk keluar rumah dan protes di jalan. Sementara sebagian yang lain memilih untuk menyerang tanpa harus keluar dari rumah. Juan Soberanis, seorang software engineer, mengajak para pemrotes untuk membuat situs Gedung Putih tidak bisa diakses via serangan DDoS.
 
Caranya? Dengan membanjiri situs tersebut dengan trafik. Soberanis menyebutnya "Menempati Gedung Putih."

Menurut International Business Times, Soberanis menuliskan dalam halaman protes online miliknya, jika Anda tidak bisa pergi ke Washington DC di hari pelantikan untuk memprotes Trump, Anda masih bisa mendukung perjuangan ini dengan membantu menjatuhkan whitehouse.gov sebagai bukti solidaritas pada orang-orang yang hidupnya terpengaruh oleh agenda Trump.
 
"Mudah saja. Dengan membanjiri situs itu dengan pengunjung, kita bisa menunjukkan tekad masyarakat Amerika," dia melanjutkan. Menurut laporan Wired, Soberanis lalu mengajak para pemrotes untuk membanjiri situs itu dengan mengaktifkan auto-refresh pada WhiteHouse.gov sepanjang hari.
 
Pelantikan Trump
Foto: Google

Teknisi asal San Francisco tersebut adalah kreator Protester.io, situs serupa Kickstarter yang mendorong seseorang untuk ikut serta dalam protes online. Namun, saat ini, hanya ada satu protes online yang aktif di situs tersebut, yaitu protes yang dibuat oleh Soberanis untuk mendorong orang-orang ikut serta dalam protes ACLU (American Civil Liberties Union) yang merupakan protes melawan Trump. 
 
Tidak hanya itu, grup hacker Anonymous dikabarkan juga berencana melakukan serangan siber terhadap pemerintahan baru di bawah Trump. Satu hal yang harus diingat adalah kegiatan seperti ini dianggap sebagai tindakan kriminal di AS. 
 
Trump tidak hanya pilihan presiden yang kontroversial, pelantikannya pun menimbulkan kontroversi. Tokoh masyarakat seperti Chelsea Handler dan Katy Perry telah berjanji akan ikut serta dalam Women's March di ibu kota atau di negara bagian sekitarnya satu hari setelah pelantikan. Tujuannya sebagai protes terhadap ancaman Partai Republik untuk membatalkan dana untuk Planned Parenthood.
 
Menurut Google, pencarian di AS untuk "protes pelantikan" jauh lebih tinggi daripada "menghadiri pelantikan", seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di atas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan