Setelah pembuka, Haas mengatakan bahwa di pada ajang yang sama tahun 2012 lalu, Microsoft merilis tablet Surface RT yang ditenagai oleh chipset Arm. Kala itu, tidak ada aplikasi yang sepenuhnya mendukung ekosistem Windows on Arm. Selang 12 tahun kemudian, sudah banyak aplikasi yang mendukung banyak ekosistem, ditambah dengan muncul nya PC bertenaga AI.
Rene juga menyinggung soal meningkatnya konsumsi daya. "Perangkat modern memerlukan konsumsi energi yang lebih tinggi. Ini menimbulkan tantangan terhadap efisiensi energi di data center," ungkap Rene. Ia mengatakan sejumlah kolaborasi dengan beberapa perusahaan terkemuka telah digelar. Seperti pembuatan Microsoft Cobalt, perangkat mesin virtual berbasis Arm yang diklaim telah memberikan efisiensi daya hingga 40 persen.
Pada saat yang sama, ekosistem Arm pada akhirnya juga meluas ke ponsel, PC, mobil pintar, dan cloud. Ini artinya AI akan bekerja di semua perangkat. AI menawarkan kemudahan dalam pengembangan software, bahkan membuat developer bisa menciptakan aplikasi yang lebih sedikiti. Sayangnya, ini dibatasi oleh kemampuan hardware.
Arm menjawabnya dengan KleidiAI, platform yang terintegrasi dengan arsitektur AI populer saat ini untuk memudahkan pengembang. Mendukung pengembangan komputasi, KleidiAI sudah digunakan di PyTorch, MediaPipe, dan Meta Llama3. Arm KleidiAI berfokus pada percepatan kemampuan AI pada CPU. Dalam banyak kasus, semua beban kerja AI akan dimulai dengan berjalan pada CPU. Hal ini menjadikannya jalur termudah bagi pengembang ketika menargetkan beban kerja AI.
Semakin baik jalur ini yang dibuat untuk pengembang, semakin besar kemungkinan mereka dapat terus menggunakan dan menargetkan CPU selama proses pengembangan. Selain itu, seiring dengan semakin kecil dan efisiennya LLM, akan ada peningkatan jumlah beban kerja berbasis AI yang masuk akal untuk diproses di CPU. Hasil akhirnya adalah proses pengembangan lebih lancar yang mengoptimalkan kinerja AI.
Rene juga menyampaikan bahwa Arm telah meluncurkan produk terminal tercepat Neoverse Compute Subsystem (CSS), meningkatkan kinerja komputasi dan grafis sebesar lebih dari 30% untuk mengatasi beban kerja Android yang kompleks dalam aplikasi nyata, dan menangani AI yang lebih luas, pembelajaran mesin, dan beban kerja visi komputer dengan inferensi AI 59% lebih cepat.
Terakhir, Haas menyoroti bahwa pada akhir tahun 2025, akan ada lebih dari 100 miliar perangkat Arm yang siap untuk AI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id