Ilustrasi.
Ilustrasi.

Fixed Mobile Convergence Harus Fokus Kualitas, Bukan Perang Harga

Cahyandaru Kuncorojati • 29 Mei 2023 10:11
Jakarta: Fixed Mobile Convergence (FMC) disebut menjadi model bisnis dan layanan terbaru dari operator seluler, gabungan dari layanan seluler dan fixed broadband atau internet fiber optic.
 
Menurut pengamat telekomunikasi layanan ini harus mengutamakan layanan dari sisi kecepatan, harga hingga layanan purna jual. Hal ini agar layanan baru FMC ini tidak terjebak pada perang harga atau perang tarif.
 
Telkomsel dan XL Axiata dalam diskusi forum Indotelko bertajuk "Babak Baru Layanan Broadband Bersama Fixed Mobile Convergence" berkomitmen untuk tidak sampai terjebak dalam perang harga.

Telkom akan melakukan spin off Indihome masuk ke Telkomsel yang mana hal itu butuh persetujuan shareholder dalam RUPS yang akan digelar 30 Mei 2023 dan kemudian layanan baru atau produk baru hasil spin off tersebut mulai dipasarkan Agustus 2023.
 
Harga produk baru ini menurut SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza, di rentang antara Rp 70.000-Rp 265.000, alias tidak akan di atas ARPU Indihome dan di bawah ARPU Orbit
 
Menurut Reza, berdasarkan studi di negara lain di Amerika dan Eropa, layanan FMC gagal lantaran operator fokus pada perang tarif.
 
“FMC pakai paket murah bikin blunder, kemudian dipakai kanibal sehingga yang eksisting yakni layanan wireless hilang, padahal enggak boleh hilang sama sekali,” ujarnya. Dia menilai tarif FMC jangan terlalu mahal tapi jangan sampai perang harga.
 
 “Dan yang penting, jangan sampai harga turun, service lebih turun. Oleh karena itu nantinya layanan akan di-customize untuk customer tertentu, atau tarif berdasarkan layanan,” kata Reza.
 
Menurut dia, kebutuhan di RI unik karena faktor geografis, dan kebutuhan untuk stabil digunakan di tiap wilayah Indonesia jadi tantangan. Makanya fokus ke depan harus cara menyediakannya ke masyarakat atau perang jaringan, jangan perang tarif.
 
BACA JUGA: Fixed Mobile Convergence Bakal Jadi Model Bisnis Masa Depan Operator
 
Sementara XL Axiata, melalui layanan FMC XL Satu yang bergulir sejak 2021 kini fokus menggarap segmen keluarga. Group Head Indirect Channel Management XL Axiata Junius Koestadi menurutkan ada tiga pilar yang dipegang perusahaannya.
 
Pertama, consumer centric yakni untuk kebutuhan pelanggan secara end to end. Kedua, converge proposition dan modular, dimana konsumer pilih sendiri layanan dan tarif sesuai kebutuhan.
 
Ketiga, membawa full digital journey bagi pelanggannya. XL Axiata menargetkan layanan XL Satu terdapat di lebih dari 150 kota pada dua tahun mendatang.
 
“Yang terpenting, bagaimana ketersediaan jaringan kita, oleh karena itu pada 2025 ada di 150 kita akan dicover dengan home pass," kata Junius. Menurut Junius, tantangan saat ini bukan tarif, tapi integrasi jaringan mobile XL Axiata dengan mitra.
 
"Tantangan lain dari sisi konsumen, yakni bagaimana mengkomunikasikan XL Satu dan benefitnya ke konsumen. Kami selalu bilang ini internet untuk kebutuhan di luar rumah, di rumah dan berbagi ke keluarga," lanjutnya.
 
Data XL Axiata sendiri menunjukkan adanya perubahan perilaku penggunaan internet yang semakin cepat dan spesifik oleh warga RI selama pandemi Covid-19, dan tidak berubah usai jadi endemi pun.
Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin mengingatkan agar layanan baru FMC tidak terjebak pada perang harga atau perang tarif. Pihak yang dirugikan tidak hanya operator sebagai pemilik bisnis tapi juga masyarakat.
 
“Kalau FMC ternyata sama saja dengan era 3G, 4G, atau 5G, lama-lama masyarakat bisa apatis dengan teknologi baru dan beranggapan itu hanya bagian dari gimmick pemasaran,” kata Doni.
 
Direktur Eksekutif ICT Institute dan Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi mengingatkan operator harus mencari titik tengah agar tidak merugi tapi menghadirkan layanan broadband yang lebih luas.
 
“Tapi tarifnya harus terjangkau, jangan sampai sangat murah juga karena yang rugi operator. Oleh karena itu cari titik tengah untuk tarif, tapi harapannya pembangunan broadband makin luas karena per rumah sudah butuh 40-50 mbps,” tandasnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan