Satu topik yang dibahas adalah masih dibutuhkannya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong lahirnya talenta digital di masa mendatang untuk mengakselerasi transformasi digital di Indonesia, mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dirgayuza Setiawan, yang juga merupakan Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa “Prabowo Subianto”, menekankan pentingnya pendidikan berkualitas untuk mendorong talenta digital, dengan target 99% siswa mendapatkan makanan bergizi gratis di sekolah, peningkatan gaji guru, renovasi sekolah, dan penggunaan smart board di setiap kelas.
Pendidikan di luar negeri dianggap penting, karena siswa yang belajar di luar negeri cenderung memiliki kualitas diri yang lebih baik dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dirgayuza menyitir Prof. James Robinson, penerima Nobel Laureate 2024, yang menyatakan bahwa kesempatan Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 bergantung pada kemampuan Indonesia untuk menciptakan inclusive high quality secondary schools, inclusive high quality universities, inclusive economy, dan inclusive politics.
“Jika tidak ada salah satunya, maka sebuah negara tidak akan pernah maju. Pernyataan Robinson ini disampaikan di Bali pada 3 Desember 2024, menegaskan pentingnya kolaborasi di berbagai sektor untuk mencapai tujuan jangka panjang Indonesia,” ujarnya.
Dia menambahkan Indonesia harus mempercepat pengembangan talenta digital untuk mendukung transformasi ekonomi berbasis teknologi. Menurut Dirgayuza, fokus pada pendidikan berkualitas, termasuk pengiriman siswa ke universitas terbaik di dunia, sangat penting.
“Kita bisa belajar dari India dan Tiongkok yang sukses membangun talenta digital lewat pendidikan di luar negeri. Sebagian besar pemimpin perusahaan teknologi besar mereka merupakan lulusan universitas top di Amerika Serikat,” ungkap Dirgayuza.
“Presiden mendorong tenaga ahli digital untuk membantu identifikasi penerima bantuan sosial secara akurat dan mengurangi kesalahan distribusi,” tambahnya.
Zulfi Hadi, Marketing & Solution Director Lintasarta, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung digitalisasi nasional. Dengan misi “empowering Indonesia to unleash digital potential”, Lintasarta mengembangkan infrastruktur strategis seperti fiber optic, data center, GPU cloud, dan keamanan siber.
“Kami menghubungkan lebih dari 80% kabupaten di Indonesia dengan infrastruktur modern untuk mendukung percepatan ekonomi digital,” kata Zulfi.
Lintasarta diketahui punya program pengembangan talenta digital. Program Laskar AI yang diluncurkan baru-baru ini memberikan pelatihan gratis bagi mahasiswa dan praktisi.
“Kita targetkan 500 peserta awal untuk digodok dengan kurikulum berbasis teknologi NVIDIA. Mereka akan menjadi motor akselerasi produktivitas nasional melalui implementasi AI," tambahnya. Inisiatif ini diharapkan membantu mewujudkan mimpi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dan mendukung visi Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang membuka acara ini sebagai keynote speaker juga menekankan bahwa kebijakan pemerintah akan berfokus pada penyediaan infrastruktur digital yang merata serta memajukan regulasi yang mendukung pertumbuhan sektor digital.
“Sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat akan menentukan sejauh mana Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tandas Menkominfo Meutya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News