Ia dihadirkan untuk menjawab kebutuhan atas keamanan tingkat lanjut, optimalisasi performa beban kerja kompleks, serta peningkatan efisiensi operasional melalui fitur manajemen berbasis kecerdasan buatan (AI). Server terbaru ini dibekali prosesor Intel Xeon 6, yang dirancang untuk pusat data dan lingkungan komputasi edge.
Baca juga: Identitas Mesin Kini 80x Lebih Banyak dari Manusia |
“Ini adalah platform komputasi modern yang dirancang untuk dunia hybrid, dengan kemampuan keamanan dan kontrol inovatif agar perusahaan mampu menghadapi ancaman siber dan tantangan performa yang tidak dapat dijawab oleh infrastruktur lama,” ujar Managing Director HPE Indonesia Meygin Agustina dikutip Kamis, 10 Juli 2025.
Agustina, menjelaskan meskipun cloud telah berperan besar dalam teknologi selama bertahun-tahun, kini muncul kekhawatiran terkait data sensitif perusahaan yang mengendap di cloud.
"Data-data perusahaan Bapak dan Ibu yang super penting itu ada di cloud. Fine gak ada masalah. Namun, dengan tren global dan regulasi yang menekankan kedaulatan data (data sovereignty), di mana data harus disimpan di dalam negeri (in-country), semua segmen industri mulai berpikir keras tentang bagaimana membawa data mereka kembali ke on-premise,” tegas dia.
HPE menjawab keraguan ini dengan menawarkan solusi Hybrid Cloud, atau yang mereka sebut sebagai transisi dari cloud menjadi Cloud-to-Private AI.
"Apa itu Hybrid Cloud? Semua workload yang ada di cloud sudah shifting sebagian ke on-premise. Kami tidak akan menghentikan cloud, karena cloud itu penting. Namun, kami mendorong konsep Hybrid Cloud. Ini berarti memilih untuk menempatkan beban kerja tertentu di on-premise dan sebagian lainnya tetap di cloud, dengan mempertimbangkan kedaulatan data. Visi kami adalah mengedepankan Hybrid Cloud sebagai solusi optimal," tegas dia.
Hal ini krusial terutama bagi sektor-sektor yang sangat diatur seperti keuangan (perbankan, asuransi), utility, dan minyak & gas, yang memiliki kebutuhan spesifik terkait keamanan dan kedaulatan data.
HPE berupaya menjawab kebutuhan on-premise ini tanpa mengharuskan investasi besar. Mereka menawarkan solusi yang scalable, tersedia dalam ukuran kecil, medium, besar, hingga extra large, disesuaikan dengan kondisi finansial perusahaan. Intinya, HPEmenyediakan Private Cloud AI yang memungkinkan perusahaan membangun "AI Factory" sendiri di dalam fasilitas masing-masing.
"Jadi Bapak dan Ibu nanti kalau mau bikin AI Factory, itu sudah bisa. Kemudian AI Factory itu Bapak dan Ibu punya sendiri di company masing-masing," katanya, menekankan pentingnya kedaulatan data.
Dia juga menekankan korporasi di berbagai belahan dunia kini dihadapkan pada beban kerja yang semakin padat data dan kian kompleks. Berlandaskan pada kebutuhan pelanggan tersebut, Meygin melanjutkan, server HPE ProLiant Compute Gen12 terbaru dirancang untuk memberikan daya komputasi tinggi dan wawasan manajerial yang dibutuhkan oleh berbagai organisasi, mulai dari sektor publik, korporasi, hingga industri vertikal seperti keuangan, layanan kesehatan, dan lainnya.
“Semuanya dapat dicapai sambil tetap menjaga efisiensi biaya dan mendukung target keberlanjutan mereka. Ini adalah platform enterprise modern yang dirancang untuk dunia hybrid, dengan sistem keamanan dan kontrol inovatif agar perusahaan mampu menghadapi lanskap ancaman yang terus berkembang serta tantangan performa yang tak dapat dijawab oleh infrastruktur lama,” Meygin menambahkan.
Portofolio HPE ProLiant Compute Gen12 menetapkan standar baru dalam hal keamanan enterprise. Perlindungan disematkan secara menyeluruh – mulai dari lapisan chip, sistem operasi, hingga cloud, di sepanjang siklus hidup server.
Teknologi HPE Integrated Lights Out (iLO) 7 menghadirkan prosesor keamanan khusus yang disebut secure enclave, dirancang khusus menjadi kekayaan intelektual HPE. HPE ProLiant Compute dengan iLO 7 menjadi server pertama yang siap menghadapi tantangan kriptografi kuantum dan memenuhi standar FIPS 140-3 Level 3, sertifikasi keamanan kriptografi tingkat tinggi.
Fitur keamanan berbasis chip pada HPE iLO 7 menjadi pembeda utama server HPE ProLiant dibanding produk dari penyedia lain. Teknologi secure enclave yang terintegrasi dalam perangkat keras server membentuk rantai kepercayaan yang tak terputus guna melindungi sistem dari serangan firmware, serta memastikan visibilitas menyeluruh sejak dari proses manufaktur hingga seluruh rantai pasok terpercaya milik HPE.
Perlindungan ini bahkan berlanjut hingga akhir masa pakai produk, melalui layanan HPE Onsite Decommission Services yang memastikan pengumpulan peralatan dan pengangkutannya ke fasilitas daur ulang resmi dan tersertifikasi. HPE Compute Ops Management merupakan platform perangkat lunak berbasis cloud yang membantu pelanggan mengamankan dan mengotomatiskan pengelolaan ekosistem server mereka.
Otomatisasi proaktif dan prediktif yang kini diperkuat dengan wawasan berbasis kecerdasan buatan (AI), memungkinkan organisasi meningkatkan efisiensi energi melalui prediksi penggunaan daya serta penetapan ambang batas konsumsi untuk mengendalikan biaya dan emisi karbon secara global.
Tampilan peta global terbaru memudahkan pengelolaan infrastruktur, memungkinkan identifikasi cepat terhadap masalah kesehatan server di ekosistem TI yang tersebar. Sementara itu, integrasi dengan berbagai alat dari vendor lain mampu memangkas downtime hingga 4,8 jam per server setiap tahunnya.
Proses automated onboarding turut menyederhanakan pengaturan awal server dan manajemen berkelanjutan, terutama di lokasi terpencil atau kantor cabang yang tidak memiliki sumber daya TI lokal.
Seluruh fitur terbaru pada HPE Compute Ops Management, termasuk wawasan berbasis AI, tampilan visual berbasis peta, serta integrasi dengan alat pihak ketiga, akan tersedia bagi server HPE ProLiant Compute Gen10 dan versi yang lebih baru.
Untuk membantu pelanggan dalam merencanakan investasi teknologi ke depan, HPE juga menyediakan alat mandiri bernama HPE Power Advisor, yang mampu memperkirakan performa lingkungan operasional seperti biaya energi dan emisi gas rumah kaca.
HPE juga mengembangkan liquid cooling server yang diklaim memberikan efisiensi energi yang sangat besar. HP yang sudah memiliki paten terbanyak di dunia untuk liquid cooling server sejak tahun 90-an. Ada berbagai tipe liquid cooling, seperti immersion cooling, namun, solusi liquid cooling HPE sudah terintegrasi di dalam server itu sendiri, sehingga sangat aman. Teknologi ini sudah digunakan di Amerika dan Taiwan.
“Kami telah mengajak banyak pelaku industri ke factory kami, dan mereka sangat terkesan dengan bagaimana solusi ini akan menghemat biaya mereka dalam 5-10 tahun ke depan, meskipun investasinya mungkin sedikit lebih mahal di awal. Efisiensi daya menjadi sangat krusial, mengingat tantangan penambahan daya listrik untuk data center di berbagai negara, termasuk Indonesia,” tegas dia.
Kinerja Tinggi dan Mendukung Beban Kerja Berat
Server ProLiant Gen12 dirancang untuk mendukung beban kerja berat seperti AI, analitik data, komputasi edge, hybrid cloud, serta solusi virtual desktop infrastructure (VDI).HPE ProLiant Compute Gen12 dirancang untuk mengoptimalkan performa, efisiensi energi, dan pengelolaan biaya. Server generasi baru ini menawarkan peningkatan efisiensi hingga 41 persen dalam performa per watt dibanding sistem enterprise generasi sebelumnya.
Server HPE ProLiant Compute Gen12 juga mampu menghadirkan penghematan konsumsi daya hingga 65 persen per tahun, sekaligus membebaskan kapasitas pusat data—dengan satu unit Gen12 memberikan performa komputasi setara tujuh unit server Gen10.
Untuk menjawab kebutuhan pusat data yang lebih hemat energi, HPE juga menawarkan opsi direct liquid cooling (DLC) pada server satu dan dua soket berbasis Intel. Sistem pendingin cair ini mampu membuang panas hingga 3.000 kali lebih efektif dibanding udara. Berbekal lebih dari 300 paten DLC dan pengalaman lebih dari lima dekade, HPE memimpin dalam penerapan teknologi pendinginan cairan untuk pusat data dan superkomputer.
Enam dari delapan model server HPE ProLiant Compute Gen12 yang didukung prosesor Intel Xeon 6, yakni seri DL320, DL340, DL360, DL380, DL380a, dan ML350, mulai tersedia pada kuartal pertama 2025. Model lainnya seperti HPE Synergy 480 dan DL580 Gen12 akan hadir pada pertengahan tahun 2025.
Lini produk HPE ProLiant Compute Gen12 ini tersedia secara mandiri maupun melalui layanan HPE GreenLake yang menghadirkan fleksibilitas skalabilitas, efisiensi biaya, dan layanan terkelola. Pelanggan juga dapat memperoleh dukungan konsultasi, manajemen operasional, hingga solusi finansial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News