Alat ini, menurut laporan TechCrunch, akan menjadi bagian dari program Custom Audiences milik Facebook, yang memungkinkan pengiklan untuk mengunggah daftar dari data pelanggan seperti alamat email.
Facebook kemudian mencocokkan data itu pada pengguna, memungkinkan pengiklan untuk menargetkan pengguna Facebook untuk menampilkan iklan-iklan tertentu.
Alat sertifikasi ini akan meminta para pengiklan untuk berjanji bahwa mereka memang telah mendapatkan izin dari pengguna untuk mengguna data mereka. Facebook juga diminta untuk mencegah para pengiklan saling berbagi data.
"Kami selalu punya peraturan untuk memastikan bahwa pengiklan memiliki persetujuan atas data yang mereka gunakan," kata Elisabeth Diana, juru bicara Facebook.
"Tapi kami akan membuat persyaratan ini menjadi semakin jelas dan mengedukasi para pengiklan tentang bagaimana mereka bisa menggunakan data pengguna."
Facebook mengumumkan alat baru ini di tengah kesibukan mereka untuk menyelesaikan kontroversi terbesar yang pernah mereka hadapi dalam sejarah 14 tahun mereka berdiri.
Bulan lalu, muncul kabar bahwa konsultan Cambridge Analytica menggunakan data dari lebih dari 50 juta pengguna untuk mengembangkan taktik untuk membantu Donald Trump dalam kampanye pemilu Amerika Serikat 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News