Sebagai perusahaan teknologi global dengan sejarah lebih dari 160 tahun dan keberadaan di Indonesia selama 88 tahun, IBM terus beradaptasi dengan dinamika industri yang berkembang pesat. "Kami bukan hanya pelaku sejarah, tetapi juga arsitek masa depan. Dari masa awal di tahun 1938, hingga kini, kami selalu hadir mendampingi perjalanan teknologi bangsa," ujar Catherine Lian, General Manager & Technology Leader, IBM ASEAN dalam acara tersebut.
IBM mencatat bahwa perangkat pertamanya di Indonesia kemungkinan besar adalah mesin ketik, hingga pada 1964 memperkenalkan sistem komputer IBM-1401 ke Garuda Airways, dan pada 1976 komputer IBM bahkan digunakan dalam proyek konservasi Borobudur.
Kini, dengan semakin matangnya kesiapan AI di Indonesia, IBM mencatat bahwa 93% perusahaan di Indonesia telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengadopsi AI, sementara 85% telah melihat dampak positif AI terhadap operasional dan produktivitas perusahaan.
Sebanyak 71% perusahaan telah memiliki strategi AI yang terdefinisi, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kesiapan AI paling matang di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, hanya 45% yang memahami implikasi etika dari AI, dan 24% belum memiliki tata kelola AI yang jelas.
Data dari Indonesia Business Insight juga menunjukkan bahwa adopsi teknologi, termasuk AI, paling banyak dilakukan oleh sektor IT, diikuti oleh pengembangan produk dan inovasi, pelayanan pelanggan, pemasaran, keuangan, operasional, serta penjualan. Menariknya, meskipun secara regional sektor sumber daya manusia biasanya menjadi pelopor adopsi AI, di Indonesia, sektor ini justru berada di peringkat bawah, menunjukkan adanya perbedaan pendekatan atau prioritas teknologi.
Dalam konteks Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), IBM melihat tantangan besar dalam adopsi teknologi digital. Padahal, sektor UMKM menyumbang sekitar 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mewakili 97% dari seluruh perusahaan nasional.
IBM menekankan bahwa meskipun 89% UMKM menunjukkan ketertarikan untuk meningkatkan digitalisasi, banyak dari mereka menghadapi kendala finansial, kekurangan talenta digital, dan keterbatasan dalam mengubah proses bisnis internal.
“Kami sadar, tantangan transformasi digital bagi UMKM bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya dan struktur biaya. Karena itu, IBM siap mendorong kesejahteraan digital lewat program-program khusus yang menyasar sektor ini,” ungkap Catherine.
IBM juga mencatat bahwa adopsi AI masih didominasi oleh sektor finansial, telekomunikasi, dan pemerintah yang memiliki anggaran besar, sementara sektor UMKM perlu dukungan kebijakan dan kemitraan yang lebih kuat.
Komitmen IBM terhadap kesejahteraan teknologi tercermin dari fokus mereka pada ESG (Environmental, Sustainability, and Governance). Saat ini, 67% perusahaan di Indonesia telah berinvestasi dalam sumber daya berkelanjutan dan 94% menyatakan niat untuk meningkatkan investasi mereka di bidang tersebut.
Namun, hanya 44% yang merasa yakin terhadap kemampuan mereka dalam mengukur dan mengelola emisi karbon. Menanggapi hal itu, IBM menghadirkan solusi seperti IBM Maximo untuk manajemen aset serta IBM LinuxONE sebagai solusi IT ramah lingkungan yang dapat menurunkan konsumsi energi.
IBM juga menyoroti pentingnya peningkatan keterampilan digital (skill set) sebagai pilar pembangunan. Dengan 45% perusahaan masih kekurangan talenta digital, IBM bekerja sama dengan pemerintah dan institusi pendidikan seperti Universitas Indonesia melalui platform e-learning SkillsBuild, yang menawarkan pelatihan digital tanpa biaya bagi pelajar dan profesional.
IBM menyebutkan bahwa penguatan keamanan siber dan infrastruktur IT juga menjadi prioritas nasional yang belum sepenuhnya dipahami urgensinya, karena kebanyakan investasi dalam keamanan baru dilakukan setelah terjadinya insiden.
Sebagai bentuk nyata komitmennya, IBM mendukung program pengembangan investasi TechDreamers serta memperluas kemitraan dengan institusi seperti Danantara, Telkom, dan Kementerian Investasi. “Kami mengusulkan kebijakan, mendampingi perencanaan pembangunan modal manusia, dan mendorong regulasi yang mendukung ekosistem AI dan transformasi digital di sektor usaha kecil maupun besar,” lanjut Catherine.
Sejak 2012, IBM mencermati bahwa lanskap digital Indonesia telah bergeser dari pembangunan infrastruktur fisik menjadi prioritas pada pembangunan sistem kecerdasan buatan. Isu seperti keamanan siber, transformasi digital, dan keseimbangan digital menjadi tema utama yang tidak hanya relevan di Indonesia, namun juga di seluruh kawasan ASEAN. Namun demikian, IBM menekankan bahwa kebijakan pemerintah menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa inisiatif pembangunan AI dapat berjalan konsisten dan inklusif.
“Di IBM, kami percaya bahwa teknologi harus memberi manfaat yang merata. Bukan hanya untuk yang besar, tetapi juga untuk UMKM, untuk generasi muda, dan untuk masa depan Indonesia yang berkelanjutan,” pungkasnya.
(Valesca Saputra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id