Amazone Web Service (AWS).
Amazone Web Service (AWS).

AWS Bicara Potensi dan Masa Depan Generative AI Bagi Bisnis

Cahyandaru Kuncorojati • 01 Oktober 2024 07:18
Jakarta: Pada gelaran AWS Summit Jakarta yang digelar oleh Amazon Web Service (AWS) Indonesia, topik mengenai teknologi Generative AI menjadi salah satu bahasan yang menarik. Vasi Philomin, Vice President of Generative AI di AWS membagikan pandangannya mengenai potensi dan masa depan Generative AI terutama di Indonesia.
 
Bergabung sejak tujuh tahun lalu, Philomin dipercaya AWS mengenbangkan teknologi AI bisa digunakan oleh bisnis di berbagai sektor hingga saat ini populer menjadi sebuah teknologi bernama Generative AI.
 
Indonesia diakui memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan Generative AI. Hal ini tidak terlepas dari ukuran negara yang besar dan memiliki jumlah penduduk yang padat.

“Banyaknya penduduk di sini menjadikan Indonesia memiliki potensi yang tinggi dan pasar yang besar dalam beberapa tahun belakangan menurut AWS. Faktor ini menghadirkan kemungkinan hadirnya hal baru, dan kita bisa melihat sendiri inovasi di mana-mana,” ucap Philomin.
 
Philomin sendiri tampak seperti sudah memprediksi kepopuleran Generative AI, bukan hal yang mengejutkan. Menurutnya saat ini sumber daya manusia dengan skill set di machine learning masih tidak banyak, dan cara Generative AI dalam membantu menyelesaikan permasalahan adalah hasil belajar bertahun-tahun.
 
Dia menyatakan bahwa Generative AI seharusnya bukan jadi hype baru, dan semua orang bisa mempelajarinya dengan mudah, menjadi sebuah keharusan untuk siapapun saat ini menggunakan AI apalagi bagi bisnisnya.
 
“AI (Generative) saat ini adalah hasil dari data yang dikumpulkan bertahun-tahun dan dipelajari oleh AI model, makanya kini siapapun suda bisa mengakses dan mempelajarinya. Jadi ya Generaive AI menjadi sebuah hype, dan yang kedua bisnis harus memanfaatkannya,” tutur Philomin.
 
“Bisnis jelas harus bisa memanfaatkan (AI) jika ingin sukses, AI bukan lagi ‘mainan canggih’ tapi menjadi alat yang sangat berguna karena mendukung business value. Mereka (developer) yang erat dengan bisnis justru lebih pandang dibandingkan ahli machine learning dan AI,” ujar Philomin.
 
Dia sangat yakin bahwa Generative AI akan sangat berdampak besar bagi bisnis dan industri setiap harinya. Namun Philomin menolak jika Generative AI hanya menjadi sebuah hype atau kepopuleran sesaat, dia menyebut bahwa teknologi ini memiliki skalabilitas, sehingga menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
 
Teknologi Generative AI memiliki banyak model sesuai kebutuhan, Philomin menyebut di sini AWS berperan tidak hanya untuk menghadirkan atau menyediakannya tapi juga membantu pelanggan atau penggunanya memilih AI model yang dibutuhkan.
 
“Kami punya model sendiri yaitu Titan dari sekian banyak lini model, terbaik yang pernah ada di dunia. Di luar sana jug ada banyak lagi, dan semua open source,” kata Philomin,
 
Hal ini memungkinkan setiap model bisa berganti sesuai kebutuhan hanya dalam hitungan beberapa bulan. Ketersediaan opsi seperti ini sangat penting bagi pelanggan,” sambungnya.
 
“Apa yang kemudian membedakan kami? Kami sudah lama mengembangkan sebuah teknik fine-tuning di mana AI model, seperti Bedrock, bisa dilatih pelanggan menggunakan data yang sudah disiapkan dan hanya berkaitan dengan bisnis mereka, tentu saja dengan cara yang aman dan menjamin privasi,” jelasnya.
 
Philomin mencontohkan bahwa siapapun bisa membuat teknologi chatbot, namun dengan fitur seperti AWS Bedrock Guardrails maka chatbot bisa diajarkan untuk dikontrol, misalnya tidak membicarakan produk kompetitor, dan tone jawaban yang diberikan.
 
Tentu saja Philomin juga menyadari bahwa biaya untuk megadopsi teknologi dan model Generative AI masih termasuk tidak murah saat ini. Makanya pemanfaatan teknologi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan.
 
“Generative AI diakui masih cukup mahal, makanya penggunaanya harus memiliki use case yang sangat penting untuk bisa menggunakannya seperti saat ini. Namun biaya paling besar tersebut sebenarnya untuk mendapatkan inferensi atau hasil prediksi dari model AI,” tutur Philomin.
 
AWS sendiri menawarkan chipset akselerator AI Tranium dan Inferentia yang diklaim punya performance per price lebih terjangkau, sehingga Philomin menyebut AWS berusaha menyediakan solusi end-to-end bagi pelanggannya.
 
Dia menyebut bahwa Generative Ai akan menciptakan disrupsi bagi bisnis saat ini, dan hal terbaik yang adalah dengan lebih dulu mendisrupsi bisnis kita sendiri, bukan oleh kompetitor. Jadi kita tidak boleh abai dengan hadirnya Generative AI dan mulai membekali sebagai skill bar yang harus dikuasai.
 
Meskipun adopsi Generative AI disebut membutuhkan biaya besar, hal ini menurut Philomin justru menghadirkan cost reduction yang berarti. Teknologi Generative AI mendukung produktivitas, membantu mengerjakan sesuatu yang repetitif tapi menghindari permasalahan yang berulang.
 
Selain itu berkat teknologi Generative AI kita tidak lagi harus membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajar hal penting dari periode yang lama. Makanya teknologi ini juga berkontribusi dalam hal pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah bisnis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan