Mengutip GSM Arena, produksi massal chipset karya Xiaomi ini diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025 mendatang, dan ponsel pertama yang akan didukung chipset ini juga akan diluncurkan pada tahun tersebut.
Pemerintah Tiongkok dilaporkan telah meminta perusahaan lokal untuk sebisa mungkin mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi karya perusahaan dari luar negaranya, dan Xiaomi diperkirakan menerima pesan tersebut dengan jelas.
Namun masih butuh waktu untuk mengetahui posisi chipset karya Xiaomi ini, dan bagian pasar yang akan didukungnya, serta performa chipset ini dibandingkan dengan chipset pesaing yang ditawarkan oleh Qualcomm dan MediaTek.
Sayangnya, laporan yang beredar itu tidak menampilkan informasi secara detail terkait hal tersebut. Dengan demikian, masih butuh waktu untuk mendapatkan informasi resmi dan lebih detail terkait chipset Xiaomi tersebut.
Xiaomi berencana untuk menginvestasikan sekitar CNY30 miliar atau USD4,1 miliar (Rp65 triliun) untuk divisi R&D pada tahun 2025 mendatang, meningkat dari investasi CNY24 miliar atau USD3,3 miliar (Rp52,3 triliun) yang digelontorkan Xiaomi pada tahun 2024 ini.
Sebelumnya, Xiaomi baru-baru ini mengumumkan hasil konsolidasi untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada Q3 2024, Xiaomi mencatat rekor tertinggi baru, dengan total pendapatan mencapai RMB92,5 miliar (setara Rp203 triliun), dengan peningkatan sebesar 30,5 persen YoY.
Pencapaian ini menandai pertumbuhan Xiaomi selama tiga kuartal berturut-turut. Laba bersih yang disesuaikan mencapai RMB6,3 miliar (sekitar Rp13,8 triliun), tetap berada pada tingkat yang sangat baik. Strategi premiumisasi menunjukkan kemajuan signifikan, dengan marjin laba kotor keseluruhan sebesar 20,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id