Usai melakukan rapat tertutup dengan pihak Facebook, Menkominfo Rudiantara bersama VP Public Policy Facebook APAC Simon Milner menggelar konferensi pers singkat dengan awak media. Dalam sesi tersebut, kedua belah pihak mengungkap, Facebook menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Kami hadir dan bertemu untuk membahas kasus ini dan langkah yang kami ambil untuk memberikan jaminan keamanan data pengguna Facebook di Indonesia dan juga membahas soal pemberantasan konten negatif," ungkap Milner.
Pada saat yang sama, Milner menyatakan bahwa Facebook juga tengah menunggu hasil audit dari pemerintah Inggris terhadap Cambridge Analytica sehingga Facebook belum bisa memberikan jawaban jelas tentang ujung dari permasalahan tersebut. Memang, perusahaan konsultansi Cambridge Analytica berbasis di Inggris.
"Sambil menunggu, Facebook tetap membentuk tim investigasi sendiri untuk menelusuri aplikasi atau developer lain yang juga melakukan tindakan seperti Cambridge Analytica di layanan kami pada tahun 2014. Hasilnya nanti tentu saja akan kami informasikan kepada dunia dan kami juga menginformasikannya kepada pihak kementrian dan kepolisian," ujar Milner.
Rudiantara juga menuturkan hal yang sama. Namun, dia menekankan bahwa Facebook juga harus melakukan investigasi sendiri untuk memastikan tidak ada aplikasi lain di dalam Facebook yang ternyata sama seperti Cambridge Analytica.
"Facebook harus investigasi secara paralel, cari tahu apakah ada aplikasi serupa Cambridge Analytica seperti AggregateIQ dan CubeYou. Di Indonesia, Facebook juga punya pekerjaan rumah yakni meningkatkam skor performa dari evaluasi yang dilakukan Kominfo," tegas Rudiantara.
Rudiantara menegaskan bahwa dirinya tidak ragu untuk memblokir Facebook jika media sosial itu menjadi media yang memprovokasi perpecahan di Indonesia. Dia tidak mau kasus konten negatif Facebook seperti yang terjadi pada Rohingya di Myannmar dan kasus di Sri Lanka terjadi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News