"Setelah kurva mulai melandai, perekonomian akan masuk kepada tahap Fight," ungkap Alain Schneuwly, SEA Platinion Managing Director & APAC Cybersecurity and Engineering Lead, Boston Consulting Group.
Tahap Fight merupakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengurangi kurva penurunan yang telah terjadi. Kemudian, tahap ketiga menjadi jawaban apakah perekonomian akan kembali seperti semula, sebelum Covid-19.
Berdasarkan riset Boston Consulting Group, ada indikasi bahwa hanya sedikit perusahaan (14 persen) yang bisnis serta marjinnya tetap tumbuh di tengah situasi krisis. Sementara 44 persen mengalami penurunan performa pada kedua aspek tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang melakukan transformasi digital, dapat menghadirkan pengalaman baru bagi para pelanggan yang menjadi aspek penting bagi perusahaan untuk tetap berkembang dan tumbuh.
Secara keseluruhan, terdapat 6 kunci sukses agar perusahaan dapat berhasil melakukan transformasi digital.
1. Perusahaan hendaknya memiliki strategi terintegrasi dengan tujuan transformasi yang jelas. Strategi yang mendeskripsikan ‘mengapa’, ‘apa’ dan ‘bagaimana’ terkait dengan penghasilan bisnis.
2. Komitmen kepemimpinan dan akuntabilitas dari CEO hingga manajemen menengah.
3. Talenta yang berkompetensi tinggi.
4. Keempat adalah pola pikir dalam membangun tatakelola manajemen yang gesit untuk mendorong adopsi yang lebih luas.
5. Pemantauan dengan matriks yang jelas untuk memantau progres dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
6. Teknologi modular dan platform data yang beroritentasi pada visi misi bisnis.
Adopsi cloud menjadi elemen penting dalam transformasi digital. Ini karena keunggulannya dalam mendukung optimalisasi biaya, efisiensi, dan kecepatan perusahaan dalam berinovasi.
Di Indonesia, ada tiga faktor yang melatarbelakangi perusahaan dalam melakukan adopsi cloud, yaitu tujuan untuk melakukan efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas karyawan, pelanggan maupun perusahaan, serta mendukung inovasi.
Berdasarkan pengalaman klien, beberapa manfaat dari adopsi cloud antara lain adalah adanya efisiensi biaya TI hingga 15-40 persen, produktivitas yang meningkat sebesar 25-50 persen berkat teknologi digitalisasi dan otomasi, serta kecepatan untuk berinovasi yang semakin tinggi, yakni hingga 30-60 persen lebih cepat untuk time-to-market.
Rata-rata 5 persen anggaran TI perusahaan digunakan untuk cloud. Proyeksi untuk bertambah 2 kali lipat dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Public cloud paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di industri dengan tingkat regulasi terendah, sementara adopsi private cloud tertinggi terjadi di perusahaan-perusahaan di industri dengan tingkat regulasi yang sangat tinggi, seperti perbankan.
Pada industri dengan tingkat regulasi menengah, mereka berekspektasi untuk menaruh beberapa beban kerja yang besar pada on-premise atau private cloud yang mereka miliki dan kelola.
BCG melakukan survei terhadap 27 pelanggan AWS (yang berada di posisi C-level maupuan level di bawahnya). BCG menganalisis data yang diperoleh dan mengambil beberapa kesimpulan penting mengenai pencapaian, persoalan-persoalan yang menjadi pendorong adopsi cloud, hambatan-hambatan strategis, dan tantangan-tantangan dalam implementasinya.
Perusahaan pelanggan AWS yang menjadi responden berasal dari beragam industri: Teknologi, Media dan Telekomunikasi (44,44 persen), Consumer Products (33,33 persen), Institusi Keuangan (11,11 persen), Industrial Goods (7,41 persen) dan Principal Investors & Private Equity (3,70 persen).
Untuk mendukung keberhasilan dalam pengadopsian cloud, BCG menyampaikan enam rekomendasi strategis:
1. Selaraskan adopsi cloud dengan visi bisnis
2. Pilih strategi migrasi yang paling efektif dan efisien
3. Sesuaikan model operasional yang terbangun saat ini agar selalu selaras dengan strategi cloud
4. Bangun kecakapan yang mumpuni dengan dukungan talenta internal maupun eksternal
5. Tingkatkan keamanan siber dengan cloud
6. Bangun arsitektur yang terbukti mampu menjawab tantangan serta kebutuhan masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News