Keputusan ini merupakan bagian dari perintah baru, Space Policy Directive-1, yang ditandatangani oleh Trump dalam acara singkat di Gedung Putih. Peraturan ini ditujukan untuk mengubah fokus NASA dari Planet Merah ke Bulan, setidaknya untuk jangka pendek.
Seperti yang disebutkan oleh The Verge, penandatanganan ini bertepatan dengan peringatan ke-45 dari pendaratan Apollo 17, yang merupakan misi terakhir ketika manusia mendarat di Bulan.
Dalam acara ini, Trump juga menyebutkan bahwa perubahan fokus NASA ini akan kembali membuat AS memimpin dalam misi luar angkasa dan pada saat yang sama, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan keamanan AS.
"Kita akan mengembalikan fokus program luar angkasa AS pada penjelajahan dan penemuan manusia," kata Trump.
"Kali ini, kita tidak hanya akan memasang bendera kita dan meninggalkan jejak kaki kita, kita juga akan membuat pondasi untuk misi ke Mars dan suatu hari nanti, ke dunia-dunia lain yang terletak lebih jauh lagi."
Menurut Reuters, keputusan Trump ini muncul ketika Tiongkok juga sibuk untuk merealisasikan misi ambisius mereka ke Bulan. Pada bulan Juni, badan luar angkasa Tiongkok berkata bahwa mereka sedang membuat persiapan "awal" untuk mengirimkan manusia ke Bulan, yang merupakan tujuan terbaru dari program eksplorasi Tiongkok.
Trump berkata, dia mengambil langkah besar untuk "kembali mengklaim takdir Amerika di luar angkasa. Dan luar angkasa dapat diaplikasikan ke banyak hal, termasuk militer," katanya tanpa memberikan elaborasi lebih lanjut.
Dengan membuat peraturan baru, Trump meninggalkan tujuan yang telah ditetapkan oleh pendahulunya Obama, yang mendukung program untuk mengirimkan manusia ke asteroid dekat Bumi pada 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News