Didirikan pada 1992, E-Town kini menjadi rumah bagi lebih dari seribu perusahaan teknologi besar seperti Huawei, Xiaomi, BOE Technology, dan JD.com, serta berbagai laboratorium kecerdasan buatan, bioteknologi, robotika, semikonduktor, dan industri masa depan lainnya. Kawasan ini kerap disebut sebagai salah satu model paling berhasil dari integrasi inovasi, industri, dan kebijakan publik yang dirancang secara terukur oleh Pemerintah Tiongkok.
Selama kunjungan, delegasi NasDem mendapatkan paparan mendalam mengenai transformasi industri Tiongkok menuju ekonomi digital, kendaraan energi baru, manufaktur cerdas, inovasi berbasis riset, serta teknologi ramah lingkungan.
Model pengembangan E-Town menggabungkan riset ilmiah, inkubasi startup, pendidikan vokasi, kemitraan korporasi, serta kebijakan pemerintah yang berpihak pada inovasi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Ketua Delegasi NasDem, Rio Okto Mendrino Waas, menilai bahwa E-Town memberikan banyak pembelajaran strategis bagi NasDem dan Indonesia dalam konteks pembangunan jangka panjang.
“Di sini kita melihat bagaimana sebuah kawasan inovasi dibangun secara terpadu dengan dukungan kebijakan yang jelas dan keberpihakan pada riset. E-Town memperlihatkan model tata kelola digital (digital governance), ekonomi hijau, dan percepatan teknologi yang betul-betul diarahkan untuk kemajuan manusia. Indonesia bisa melakukan itu semua dengan diawali di kawasan kecil, tapi butuh konsisteni yang sangat kuat,” ujar Rio.
Ketua Digital & Siber DPP Partai NasDem itu menambahkan bahwa pengalaman ini sangat relevan dengan visi NasDem mengenai Restorasi Indonesia, terutama dalam pengembangan ekonomi kreatif, digitalisasi pemerintahan, dan industri hijau.
“Kemanfaatan bagi publik menjadi kata kunci. Ini menunjukkan bahwa modernisasi teknologi bisa berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan terhadap publik, dan harus bisa dirasakan betul manfaatnya,” tambahnya.
Sementara itu, Damianus Bilo, Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem, menekankan bahwa pengalaman di E-Town tidak hanya memperlihatkan kemajuan teknologi, tetapi juga bagaimana teknologi menjadi jembatan baru antara politik, kebudayaan dan kemajuan.
“Apa yang ditunjukkan E-Town bukan sekadar sofistikasi mesin dan riset, tetapi bagaimana teknologi dirancang untuk semakin mendekatkan manusia satu sama lain. Di sini kita melihat bagaimana inovasi dikaitkan dengan nilai-nilai sosial, budaya, dan kesejahteraan,” ujarnya.
Damianus menambahkan bahwa masa depan diplomasi tidak lagi hanya bertumpu pada dialog politik formal, tetapi juga pada pertukaran budaya, pemahaman sosial, dan konektivitas digital yang melibatkan masyarakat secara langsung.
“Teknologi yang berkembang di E-Town memperlihatkan bagaimana kebudayaan, manusia, dan inovasi dapat saling menguatkan. Ini memberikan perspektif baru bagi NasDem bahwa kemajuan harus selalu dimaknai melalui hubungan antarmanusia, bukan hanya melalui angka pertumbuhan. Jika teknologi digunakan untuk memperluas ruang kemanusiaan dan kebudayaan, maka diplomasi antarbangsa akan berjalan jauh lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Damianus.
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian diplomasi politik yang dilakukan Partai NasDem selama agenda resmi di Tiongkok.
NasDem memandang kolaborasi inovasi, teknologi, dan kebudayaan sebagai fondasi penting dalam membangun masa depan Indonesia dan Asia yang lebih progresif dan berdaya saing tinggi.(NS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id