Acara ini juga menyoroti bagaimana perusahaan di wilayah tersebut berusaha mengoptimalkan struktur dan operasi mereka untuk memaksimalkan penerapan AI secara efektif.
Dalam kesempatan tersebut, Peter Marrs, Senior Vice President Dell Technologies, menyampaikan bahwa hampir 40% dari percakapan yang dilakukan Dell dengan klien korporat mereka kini berfokus pada bagaimana mereka merumuskan dan melaksanakan strategi data mereka, khususnya dalam konteks pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Di kawasan Asia Pacific & Japan (APJ), industri-industri utama menunjukkan ketertarikan yang sangat tinggi terhadap penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI), yang semakin menjadi solusi inovatif di berbagai sektor. Penggunaan AI ini mencakup beragam aplikasi yang memiliki dampak besar, seperti untuk mendeteksi aktivitas penipuan secara lebih efisien, meningkatkan kualitas layanan pelanggan, dan juga mendukung kemajuan di bidang kesehatan.
Selain itu, sektor manufaktur memanfaatkan AI untuk meningkatkan proses teknik mesin dan otomasi, sementara sektor pemerintah dan publik memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan layanan publik.
John Roese, yang menjabat sebagai Chief Technology Officer Global sekaligus Chief AI Officer, menyampaikan bahwa langkah yang diambil ini merupakan fase awal yang penting dalam mendorong pengembangan agen arsitektur yang didorong oleh kecerdasan buatan.
Menurutnya, ini adalah tahap fundamental yang akan membuka jalan untuk membangun sistem dan solusi yang lebih canggih, di mana AI akan memainkan peran kunci dalam merancang dan menyempurnakan struktur serta proses yang lebih efisien dan berdaya guna untuk masa depan teknologi.
Dell Technologies mengajak kita untuk melihat masa depan kawasan APJ, terutama pada tahun 2025 dan seterusnya, dimana adopsi kecerdasan buatan diperkirakan akan terus berkembang secara pesat.
Untuk menghadapi era baru yang penuh tantangan ini, mereka menekankan pentingnya pendekatan yang terencana dan strategis. Fokus utama harus diberikan pada investasi yang signifikan dalam infrastruktur yang mendukung, solusi-solusi inovatif, serta pengembangan keahlian yang diperlukan untuk mengelola kompleksitas yang datang dengan teknologi AI.
Selain itu, para pemangku kepentingan juga harus siap untuk beradaptasi dengan teknologi-teknologi baru yang akan muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan AI itu sendiri.
Di masa depan yang semakin digital, hubungan yang kuat antara manusia dan kecerdasan buatan, serta interaksi yang terjalin antara sesama manusia, akan memainkan peran penting sebagai pendorong utama kemajuan dan inovasi.
Kolaborasi ini, baik yang melibatkan kerja sama antara manusia dengan AI maupun kolaborasi antar individu, akan membuka peluang baru dan membentuk cara kita berinteraksi, bekerja, dan menciptakan solusi di dunia yang terus berkembang pesat ini.
(Agapytus Edvaldo Sugiharto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News