Ilustrasi: BRIN
Ilustrasi: BRIN

BRIN Gunakan AI untuk Atasi Ketimpangan Antarwilayah

Mohamad Mamduh • 25 April 2025 16:25
Jakarta: Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler (PR EPS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Didit Okta Pribadi, memaparkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dapat dimanfaatkan untuk memodelkan peran sektor keuangan. Hal itu untuk memperkuat ekonomi inklusif dan mengatasi ketimpangan pembangunan antarwilayah di Indonesia.
 
Dari risetnya, dia mengangkat ketimpangan antarwilayah yang ibarat masalah klasik yang tidak kunjung selesai. “Meskipun desentralisasi telah berjalan selama lebih dari dua dekade, perbedaan tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) antarwilayah masih sangat tajam,” katanya, dalam webinar “Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) untuk Pembangunan Ekonomi Inklusif”, Selasa 22 April.
 
Menariknya, data menunjukkan bahwa sebagian besar pinjaman nasional justru terkonsentrasi di wilayah perkotaan seperti Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi sektor keuangan belum optimal dalam mendukung wilayah yang belum berkembang.

Didit menjelaskan bahwa pendekatan berbasis AI mampu menyajikan analisis spasial, temporal, dan sektoral yang kompleks secara lebih mendalam. Dengan memanfaatkan machine learning dan model deep learning, tim peneliti mampu menganalisis data ekonomi hingga ke level kabupaten/kota. Bahkan, memetakan sektor yang paling efektif dalam mendorong pertumbuhan wilayah tertentu.
 
Salah satu model dalam riset menunjukkan bahwa pinjaman untuk konsumsi justru lebih berdampak pada peningkatan PDRB kabupaten/kota dibanding pinjaman untuk investasi atau modal kerja.
 
Sementara itu, model lain mengungkap bahwa angkatan kerja dan akses terhadap internet serta rekening bank berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tertinggal, terutama di luar Pulau Jawa.
 
“Yang menarik, sektor-sektor berbasis sumber daya alam seperti pertanian dan tambang sangat sensitif terhadap pendanaan dari sektor other services. Ini membuka ruang diskusi lanjutan soal arah pembiayaan dan pengaruh politik terhadap pembangunan sektor riil,” sambungnya.
 
Untuk itu, dia dan tim peneliti juga tengah mengembangkan platform simulasi berbasis AI untuk menjawab tantangan tersebut. Menurutnya, itu memungkinkan pengambil kebijakan dapat memprediksi dampak suatu kebijakan ekonomi secara spasial dan sektoral.
 
“Dengan simulasi ini, kita bisa tahu dampak pinjaman di satu sektor. Tidak hanya ke wilayah tersebut, tetapi juga ke daerah tetangganya,” jelasnya.
 
Webinar ini merupakan rangkaian dari kegiatan Thee Kian Wie Lecture series. Acara ini menjadi wadah apresiasi terhadap pemikiran ekonom sejarah Indonesia, almarhum Thee Kian Wie, yang telah banyak menginspirasi riset-riset masa kini.
 
Kepala PR EPS BRIN, Umi Karomah Yaumidin, menekankan pentingnya meneladani pemikiran Thee Kian Wie dalam memahami sejarah dan dinamika ekonomi Indonesia. Umi menyebut kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan perekonomian nasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan