Rencana koalisi perusahaan telekomunikasi ini dijelaskan dalam "5G Manifesto", sebuah dokumen sepanjang 7 halaman yang menjelaskan secara lengkap bagaimana perusahaan-perusahaan telekomunikasi ini akan meluncurkan jaringan 5G di Eropa dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Seperti yang disebutkan oleh The Verge, dengan menjanjikan peluncuran jaringan 5G bersyarat, maka perusahaan-perusahaan telekomunikasi ini sama saja "menyandera" teknologi jaringan baru itu.
Menurut manifesto yang dibuat oleh koalisi perusahaan telekomunikasi ini, mereka berencana untuk membuat 5G Action Plan. Rencana tersebut memungkinkan mereka untuk mendemonstrasikan berbagai keuntungan 5G, baik di bidang transportasi, kesehatan, keamanan publik, smart city atau dunia hiburan di tahun 2018.
Koalisi ini meminta pemerintah negara-negara Eropa untuk melakukan investasi agar infrastruktur yang diperlukan untuk jaringan 5G dapat dibangun di seluruh negara Uni Eropa di tahun 2020. Selain itu, mereka juga meminta agar pemerintah membuat "iklim regulasi yang sesuai", yang akan mengatasi masalah yang akan muncul karena adanya regulasi internet terbuka.
"EU harus dapat membuat regulasi pragmatis mengenai internet terbuka yang akan mendorong inovasi," tertulis pada manifesto itu. "Industri telekomunikasi memperingatkan, peraturan netralitas internet yang ada sekarang ini, seperti yang dibuat oleh BEREC (Body of European Regulators) menciptakan ketidakpastian terkait pengembalian investasi 5G. Karena itu, kemungkinan, investasi akan tertunda hingga pemerintah mengambil langkah yang mendorong inovasi."
Sebelum ini, Uni Eropa telah menolak amandemen pada regulasi yang akan melindungi netralitas internet. Peraturan terkait netralitas internet saat ini masih mengandung banyak kelemahan. Namun, regulasi yang ada tetap mengharuskan penyedia layanan untuk "memperlakukan semua trafik dengan adil, tanpa diskrimnasi, pembatasan atau gangguan."
Meskipun peraturan yang ada masih memiliki kelemahan, tapi perusahaan telekomunikasi justru meminta pemerintah untuk melonggarkan peraturan yang ada dengan mengatasnamakan inovasi. Beberapa perusahaan lain yang mendukung manifesto ini adalah Airbus, Siemens dan Philips.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News