Direktur Utama BAKTI, Anang Latif. (Medcom.id)
Direktur Utama BAKTI, Anang Latif. (Medcom.id)

BAKTI Tetapkan Harga Sewa Palapa Ring Barat Minggu Depan

Ellavie Ichlasa Amalia • 04 September 2018 19:04
Jakarta: Tarif penggunaan Palapa Ring Barat akan ditetapkan pada minggu depan oleh BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi).
 
Dalam Rapat Kerja dengan DPR Komisi 1, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara meyakinkan bahwa biaya sewa Palapa Ring akan lebih murah dari harga standar industri.
 
"Palapa Ring adalah insentif bagi pelaku industri untuk membangun jaringan di kawasan yang tidak menguntungkan," kata Rudiantara.

"Karena itu, harga sewa harus di bawah rata-rata harga pasar. Jika tidak, operator juga tidak akan mau membangun jaringan."
 
Sementara itu, tanpa insentif dari pemerintah, operator telekomunikasi hanya akan membangun jaringan di kawasan yang memiliki populasi besar sehingga pembangunan jaringan di kawasan yang disebut 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) menjadi tertinggal.
 
Untuk membangun jaringan, BAKTI mendapatkan dana USO (Universal Service Obligation), yang didapatkan dari sumbangan dari operator. Setiap operator wajib untuk menyumbangkan 1,25 persen dari total pendapatan mereka untuk dana USO.
 
"Sebesar 1,25 persen dari total pendapatan setiap operator dibayarkan ke kas negara. Uang ini kemudian diberikan pada BAKTI untuk kepentingan masyarakat di kawasan tertinggal," kata Rudiantara.
 
"Tujuannya agar masyarakat di seluruh Indonesia bisa menikmati internet dengan harga yang sama."
 
Tarif penggunaan Palapa Ring Barat akan terbagi menjadi dua, yaitu tarif penyediaan kapasitas bandwidth dan tarif penyediaan kabel serat optik pasif atau dark fibre. "Saya rasa, kedua skema ini memiliki pasarnya masing-masing," kata Direktur Utama BAKTI, Anang Latif.
 
"Palapa Ring memang tidak mengejar keuntungan, karena itu kami menetapkan harga jauh di bawah harga pasar," kata Anang. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan BAKTI untuk menentukan tarif sewa Palapa Ring. Salah satunya adalah jumlah operator yang tertarik untuk membangun jaringan di sebuah kawasan.
 
"Semakin banyak pemain industri yang tertarik, itu berarti potensi ekonomi sebuah daerah semakin bagus. Karena itu, diskon yang kami berikan akan semakin berkurang," ujar Anang. Dia mengungkap, BAKTI membangun NOC (Network OPeration Center) di sebuah kawasan.
 
"Operator yang tertarik untuk membangun jaringan, mereka harus menarik kabel sendiri, mendekati NOC kita." Meskipun begitu, dia menjamin bahwa biaya untuk "menarik kabel" itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya yang BAKTI keluarkan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan